Kita ekspor 26 juta ton, kalau kita mengambil 5,3 juta ton, berarti nggak ada masalah kan
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan ketersediaan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) masih sangat mencukupi untuk bahan biodiesel 50 persen atau (B50).

Amran mengatakan Indonesia memiliki produksi CPO yang melimpah, yakni sekitar 46 juta ton, sedangkan yang dibutuhkan untuk pembuatan B50 hanya 5,3 juta ton.

"CPO kita produksinya 46 juta ton, sekarang dalam negeri (kebutuhan) kita pakai 20 juta ton. Kita ekspor 26 juta ton, kalau kita mengambil 5,3 juta ton, berarti nggak ada masalah kan," kata Amran di Jakarta, Selasa.

Lebih lanjut, kata Amran, pemerintah lebih mengutamakan kebutuhan di dalam negeri dibandingkan untuk ekspor. Apabila membutuhkan lebih banyak bahan baku CPO untuk B50, maka stok tersebut akan diambil dari kuota ekspor.

"Kita kurangi (kuota ekspor CPO) sesuai kebutuhan dalam negeri. Kita prioritaskan dalam negeri," ujarnya.

Implementasi B50, lanjut Amran, paling lambat dilaksanakan pada 2026. Namun demikian, program B40 dijalankan pada Januari 2025.

"2025 Januari itu B40, mudah-mudahan bisa lebih cepat," ucapnya.

Diketahui, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai, Indonesia telah siap untuk menerapkan wajib bahan bakar minyak (BBM) biodiesel B40 pada 2025.

B40 merupakan bahan bakar dengan komposisi 40 persen minyak kelapa sawit dan 60 persen solar.

"Kesiapan (BBM) B40 sih sudah siap karena kita sekarang (BBM) B35," kata Airlangga saat Green Initiative Conference 2024 di Jakarta, Selasa (24/9).

Ia juga menyebutkan tidak ada kendala selama proses produksi B40.

Program peningkatan biodiesel B35 menjadi B40 merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menjalankan transisi energi dari ketergantungan pada bahan balar fosil ke sumber energi terbarukan.

Nantinya, pemberlakuan B40 akan menyedot banyak penggunaan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) sebagai bahan dasar untuk BBM tersebut.

Sementara itu, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM Eniaya Listiani Dewi menyampaikan, pihaknya saat ini tengah mempersiapkan infrastruktur untuk meningkatkan biodiesel dari B40 menuju B50.

Baca juga: Bahlil sebut biodiesel B50 masih dalam kajian tim
Baca juga: Airlangga menilai biodiesel B40 hemat devisa hingga Rp404,32 triliun
Baca juga: Wamentan: B50 menjadi "bargaining" Indonesia kepada dunia

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024