Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah pengusaha asal Amerika Serikat (AS) yang tergabung dalam US-ASEAN Business Council mempertanyakan tingginya pengenaan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) untuk otomotif yang menjadi salah satu penghambat masuknya investasi di Indonesia. Keluhan pengusaha AS tersebut terungkap dalam dialog sekitar 45 pengusaha AS dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla, di Kantor Wapres Jakarta, Selasa. Direktur Ford Motor Company untuk kawasan Asia Pasifik, Liam Benham, meminta agar pemerintah Indonesia menurunkan pajak penjualan barang mewah di sektor otomotif. Padahal, ia menilai, Indonesia merupakan pasar yang cukup potensial bagi industri otomotif. Ia menyarankan, agar pungutan pajak terhadap otomotif dilakukan berdasarkan harga kendaraan dan bukan berdasarkan tipe atau kapasitas mesin (cc) kendaraan. Menanggapi hal tersebut, Wapres Jusuf Kalla mengatakan, sebenarnya persoalan pajak itu sangat dinamis dan tergantung pada situasi yang ada. Dikatakannya, pemerintah sebenarnya telah memberikan insentif untuk mobil truk dan kendaraan niaga (pick-up). Namun, untuk mobil sedan memang masih dikenai PPnBM. Masih diberlakukannya PPnBM otomotif, kata Wapres, karena pemerintah masih memberikan subsidi terhadap harga jual bahan bakar minyak (BBM). Di sisi lain, pemerintah juga terus berupaya mengurangi pemakaian bensin di Indonesia khususnya setelah melonjaknya harga minyak mentah dunia. "Kita akan melakukan harmonisasi baru untuk kebijakan pajak. Tetapi yang penting bagaimana membuat mobil yang baik, yang efisien pemakaian BBM-nya," katanya. Dalam kesempatan itu Wapres juga mengungkapkan bahwa saat ini pemerintah terus bekerja keras dalam upaya menciptakan iklim investasi yang baik di Indonesia.Sementara itu, Presiden US-ASEAN Business Council Matthew P Daley mengatakan, kedatangan sejumlah pengusaha AS tersebut merupakan kunjungan balasan setelah Wapres Jusuf Kalla mengunjungi Washington DC beberapa waktu lalu dan bertemu dengan sejumlah pengusaha AS di sana. Matthew mengatakan, pertemuan dan dialog dengan Wapres Jusuf Kalla dilakukan dalam upaya terus meningkatkan hubungan Indonesia dan AS, khususnya di bidang ekonomi yang selama ini dinilainya telah berjalan ke arah yang positif. Menurut dia, penting bagi para pengusaha AS untuk mengetahui prioritas pemerintah Indonesia di sektor ekonomi dan investasi. Dalam kesempatan itu, Matthew juga memberikan apresiasi terhadap perkembangan perekonomian Indonesia yang mengalami kemajuan serta perkembangan demokrasi di Indonesia yang terus membaik. Sejumlah pengusaha AS yang hadir antara lain berasal dari Coca Cola, ConocoPhillips, ExxonMobil, Ford Motor Company, General Electric, Chevron, dan lain-lain. US-ASEAN Business Council memiliki kantor di setiap negara di ASEAN termasuk Indonesia. Setiap tahunnya, melakukan misi kunjungan bisnis ke negara-negara anggota ASEAN dalam upaya meningkatkan hubungan dan kerjaama ekonomi.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006