Belo Horizonte, Brasil (ANTARA News) - Brasil tahu pasti bahwa rekor luar biasa mereka kala menghadapi Chile bisa tak berarti apa-apa ketika kedua tim bertemu dalam perdelapan final all-South America di Mineirao, Belo Horizonte, Sabtu malam nanti.

Tuan rumah Piala Dunia ini hanya delapan kali kalah dalam 68 pertemuan mereka dengan Chile, dan memenangi semua dari tiga pertemuannya dalam Piala Dunia dengan total mencetak 11 gol.

Hasil ini termasuk kemenangan 3-0 atas Chile saat diasuh Marcelo Bielsa pada babak 16 Besar Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, namun gelandang Willian menandaskan bahwa para penggemar Brasil semestinya tidak serta merta berharap prestasi itu terulang.

"Saat ini sepak bola telah sangat berubah. Tentu Brasil telah mengalahkan Chile beberapa kali sebelumnya, dan itu bagus. Tapi kami tak perlu memikirkan itu. Setiap pertandingan punya kisahnya sendiri. Saya yakin Chile juga akan termotivasi dan percaya diri," kata pemain Chelsea ini.

Brasil mesti mewujudkan harapan besar yang menyelimuti mereka pada putaran final kali ini kendati mengoleksi tujuh poin dari kemungkinan sembilan poin pada fase grup.

Sebaliknya, Chile tampil mengesankan, terutama telah membuat juara bertahan Spanyol berkemas lebih awal dari kompetisi ini setelah menang 2-0 di Maracana, Rio de Janeiro.

Kekalahan 0-2 dari Belanda pada partai terakhir di Grup B Senin pekan lalulah yang membuat mereka harus berada di peringkat kedua untuk kembali bertemu dengan Brasil.

Pelatih Brasil Luiz Felipe Scolari sendiri mengaku dia lebih memilih lawan lain ketimbang Chile yang menahan seri 2-2 mereka di Mineirao dalam laga persahabatan April tahun lalu dan kalah tipis 1-2 saat mereka bertemua di Kanada November lalu.

Striker Fred, yang mencetak gol pertamanya ketika Brasil menang 4-1 dari Kamerun Senin lalu, yakin akan menjadi pertandingan terbuka melawan Chile yang mengoperasikan tiga orang di pertahan dan menempatkan Alexis Sanchez dan Arturo Vidal di depan.

"Chile secara taktik sangat kuat dan bermain dengan komitmen besar. Dan di depan mereka punya pemain-pemain yang bisa menciptakan perbedaan," kata pemain berusia 30 tahun itu. "Kami sudah menyaksikan beberapa pertandingan mereka. Saya rasa mereka akan menyerang dan Brasil pun akan melakukan hal yang sama."

Demi ciptakan sejarah

Chile tidak pernah mencapai perempat final sejak menjadi tuan rumah Piala Dunia 1962 ketika mereka juga akhirnya disingkirkan Brasil pada semifinal.

Namun, tim yang sekarang dilatih pria asal Argentin Jorge Sampaoli, yakin mereka bisa mengapitalisasi tekanan maha besar kepada Brasil dan mengejutkan lawan.

"Jika saya menganggap kami akan kalah, saya akan balik ke kamar saya, mengemasi barang-barang saya dan pulang," kata Sanchez yang akan berhadapan dengan rekan-rekannya di Barcelona Daniel Alves dan Neymar.

"Kami menghormati mereka, tapi saya kira kami akan mengalahkan mereka. Kami datang ke sini untuk menciptakan sejarah. Kami telah mengalahkan jaura dunia, kendati terselip melawan Belanda, kami akan keluar mencoba dan memenangi Piala Dunia ini".

"Pertandingan ini untuk dinikmati. Kami percaya diri dan pada saat bersamaan kami tahu kami haru mengalahkan tim yang terdiri dari sejumlah pemain terbaik di dunia."

Sampaoli sempat marah Kamis waktu Brasil lalu ketika sebuah helikopter stasiun televisi Brasil O Globo terbang di atas skuatnya selagi berlatih di Belo Horizonte yang disebut hendak memata-matai kemungkinan susunan pemain Chile.

Bek Gary Medel sempat bermasalah pada pergelangan kakinya, tapi jika dia bisa pulih maka Chile akan turun dengan kekuatan penuh, termasuk Vidal yang sempat disimpang ketika kalah dari Belanda.

Brasil sendiri terus memonitor cedera pada bek tengah David Luiz dalam latihan, sedangkan Fernandinho akan bermain di lapangan tengah menggantikan Paulinho, setelah Fernandinho bermain impresif saat menjadi pemain pengganti melawan Kamerun.

Pemenang pertandingan ini akan berhadapan dengan Kolombia atau Uruguay di Fortaleza pada babak perempatfinal, demikian AFP.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014