Beirut (ANTARA) - China mengirimkan satu batch bantuan medis darurat ke Lebanon pada Senin (21/10) di saat negara itu berjuang menangani korban konflik lintas perbatasan dengan Israel yang terus berlangsung.

Pengiriman bantuan yang terdiri dari 3.601 kotak berisi mesin anestesi, tabung intubasi trakea, dan baju operasi, tiba di Bandar Udara Internasional Rafik Hariri di Beirut.

Duta Besar China Qian Minjian dan Menteri Kesehatan Lebanon Firass Abiad menghadiri upacara serah terima bantuan tersebut.

Qian menegaskan bahwa konflik yang sedang berkecamuk telah menimbulkan penderitaan mendalam bagi rakyat Lebanon, mengakibatkan jatuhnya banyak korban jiwa, dan membuat banyak warga harus mengungsi.

"China secara tegas mendukung Lebanon dalam mempertahankan kedaulatan, keamanan, serta martabat nasionalnya, dan secara tegas menentang setiap serangan yang tidak pandang bulu terhadap warga sipil," kata Qian.

Dia juga menyampaikan harapannya bahwa bantuan medis darurat tersebut akan membantu meringankan sistem perawatan kesehatan Lebanon yang sedang mengalami kesulitan.

Abiad, yang berbicara atas nama pemerintah Lebanon, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas bantuan kemanusiaan China yang tepat waktu.

Sejak 23 September, tentara Israel melancarkan serangan udara intensif ke Lebanon, menandai eskalasi berbahaya dengan Hizbullah

Dia memuji dukungan berkelanjutan China untuk Lebanon, dengan secara khusus menyebutkan bantuan-bantuan sebelumnya pada saat Lebanon berjuang mengatasi pandemi COVID-19 dan dampak ledakan pelabuhan Beirut pada 2020.

"Kontribusi China merupakan bentuk solidaritas yang signifikan bagi Lebanon," ujarnya.

Sejak 23 September, tentara Israel melancarkan serangan udara intensif ke Lebanon, menandai eskalasi berbahaya dengan Hizbullah.

Israel mengintensifkan serangan dan penembakan di sejumlah wilayah di Lebanon selatan dan timur, serta Gunung Lebanon dan pinggiran selatan Beirut. Sebelumnya pada bulan ini, Israel mengumumkan peluncuran operasi darat di dekat perbatasan dengan Lebanon selatan.

Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, sejak Oktober 2023, bentrokan antara Hizbullah dan pasukan Israel telah mengakibatkan lebih dari 2.400 orang tewas dan lebih dari 11.000 orang luka-luka.

Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2024