Cirebon, Jawa Barat (ANTARA News) - Di depan ribuan kalangan dan ulama Nahdlatul Ulama se-Jawa Barat, calon presiden nomor urut 1, Prabowo Subianto, menyatakan, Istana Merdeka akan juga selalu terbuka untuk kalangan Nahdliyin jika nanti dia memimpin.
Dia bahkan minta selalu diingatkan para kyai NU dalam memimpin negara ini.
"Hari ini saya besar hati dan dapat dorongan luar biasa. Saya merasa tidak akan gentar hadapi apapun. Kalau Insya Allah saya menerima mandat dari rakyat, jangan segan untuk undang saya ke sini lagi. Dan juga, yakinlah kyai-kyai NU akan selalu punya tempat di Istana Merdeka," katanya, di Pondok Pesantren KHAS Kempek, Cirebon, Jawa Barat, Jumat.
Dia melangsungkan seri kampanyenya di Jawa Barat, dimulai dari pondok pesantren itu dan dilanjutkan ke Majalengka. Prabowo bersilaturahmi dengan para kyai dan pengasuh pondok pesantren di lingkungan Nahdlatul Ulama se-Jawa Barat, di Pondok Pesantren Kempek, di Kabupaten Cirebon, itu.
Para kyai dan pengasuh pondok pesantren yang hadir adalah KH Mustofa Sirajd (Pondok Pesantren Kempek), dan Abah Anom (Pondok Pesantren Suralaya).
Juga dari kalangan ningrat Cirebon, yaitu Sultan Saladdin (Kesultanan Kanomanan Cirebon), Pangeran Arief (Kasepuhan Cirebon), selain Ketua PW NU Jawa Barat, Eman Sulaeman), Ketua DPD Golkar Jawa Barat, Irianto MS Saifuddin, dan Wali Kota Cirebon, Ano Sutrisno.
"Bahkan saya akan buktikan, apa yang saya sudah laksanakan, setiap keputusan penting bagi negara bangsa akan saya rundingkan dengan pimpinan NU. Percayalah, NU akan jadi bagian penting dari pemerintah yang saya penting," kata dia.
Dia berbicara kepada massa NU di sana tidak lama, sekitar 30 menit saja. Di ujung pidato politiknya itu, dia mengungkap rahasia yang dia simpan selama ini.
"Saya kira saya buka saja ya rahasia ini… toch sudah waktunya saya buka," kata calon presiden nomor urut 1, Prabowo Subianto, di depan ribuan nahdliyin, di Pondok Pesantren KHAS Kempek, Cirebon, Jawa Barat, Jumat.
Ya, Prabowo membuka rahasia yang selama ini dia simpan dari podium di pondok pesantren itu. "Waktu saya baru maju dan tidak ada bayanang siapa wakil presiden, orang yang pertama saya dekati adalah KH Said Agil Siradj. Tapi beliau tolak sampai tiga kali saya minta," kata Prabowo, dalam seri kampanye dia ke Jawa Barat.
Para pengasuh pondok pesantren dan ulama Nahdlatul Ulama se-Jawa Barat berkumpul di pondok pesantren itu.
Duduk di barisan depan di depan panggung berkarpet merah, adalah kyai terhormat yang juga menjadi ketua umum PB Nahdlatul Ulama, KH Said Aqil Sirajd. Orang yang diungkap perannya oleh Prabowo ini hanya senyum-senyum saja.
"Tapi beliau konsekuen karena sudah punya komitmen ketua umum PB NU tidak berpolitik praktis. Saya hanya ceritakan, saya belajar pada saat itu, oh begini jadi negarawan, pemimpin itu harus menerima semua jabatan," katanya.
Massa NU dari berbagai kawasan di seputaran Cirebon dan Kuningan bergemuruh memberi tepuk tangan meriah.
Pewarta: Ade Marboen
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014