Kita masih ada total 822 KK yang belum Stop BABS terbuka
Padang (ANTARA) - Sebanyak 822 kepala keluarga (KK) di Jakarta Utara masih melakukan kebiasaan buang air besar sembarangan (BABS) atau buang air besar di tempat terbuka.

"Jakarta Utara sedang berupaya untuk mewujudkan pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat atau STBM dengan mewujudkan Kelurahan Stop BABS," kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara, dr Lysbeth Regina Pandjaitan di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan, di Jakarta Utara masih ada kelurahan yang belum mewujudkan komitmen untuk Stop BABS, yakni di Kecamatan Cilincing dan Kecamatan Koja. "Kita masih ada total 822 KK yang belum Stop BABS terbuka," kata dia.

Ia mengatakan, kebiasaan BABS berdampak bagi kesehatan masyarakat, mulai dari meningkatkan angka kesakitan karena diare, hepatitis dan penyakit pencernaan lain.

Kemudian menurunkan kualitas air tanah yang digunakan masyarakat dalam kegiatan sehari-hari. Selain itu meningkatkan risiko terjadinya stunting atau gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi serta diare berkepanjangan.

Baca juga: Kelurahan Sunter Agung deklarasikan "Stop Buang Air Besar Sembarangan"
Baca juga: Wali Kota Jakut operasikan tangki septik komunal di Kelapa Gading

​​​​​​​
Arsip foto - Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Utara dr Lysbeth Regina Pandjaitan saat menghadiri kegiatan penggalangan komitmen Gerakan Pekerja Perempuan Sehat dan Produktif (GP2SP) di Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Selasa (28/6/2022). (ANTARA/HO-Kominfotik Jakarta Utara)

​​​​​​Menurut dia, Kelurahan Pluit dinyatakan berhasil mewujudkan komitmen Stop BABS, yakni tidak ada masyarakat yang buang air besar (BAB) di tempat terbuka.

Selain itu, Pemerintah Kota Jakarta Utara terus melakukan koordinasi dengan suku dinas terkait, termasuk Suku Dinas Lingkungan Hidup (LH) dan Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) untuk melakukan upaya penyediaan sarana buang air besar bagi masyarakat.

"Perbaikan sanitasi dan sara buang air besar harus terpenuhi sehingga tidak ada lagi keluarga yang buang air sembarangan," kata dia.

Kemudian melakukan penguatan promosi kesehatan ke masyarakat akan bahaya BABS. Lalu melakukan penggalangan dana tanggung jawab sosial perusahaan (TJSL) perusahaan untuk mewujudkan komitmen Stop BABS.

"Kami juga melakukan monitoring berkala perwujudan Stop BABS di tengah masyarakat secara berkelanjutan," kata dia.


 

Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024