Pertemuannya dengan Presiden terpilih Prabowo Subianto memberikan langkah awal bagi perancangan strategi Indonesia di kancah Internasional, peran aktifnya dalam isu internasional, dan upaya Indonesia untuk menghadapi berbagai tantangan dan peluang yang dapat diraih di masa mendatang.


Sebagai jaring pengaman

Terpilihnya Arrmanatha Nasir sebagai Wakil Menteri Luar Negeri RI dinilai memberikan harapan baru bagi pembangunan diplomasi Indonesia di kancah internasional ke depan. Optimisme tersebut disampaikan oleh Pengamat sekaligus dosen Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran Teuku Rezasyah.

Rezasyah menilai penunjukan tersebut sebagai pilihan yang tepat mengingat pengalaman diplomasi Arrmanatha yang sangat panjang sebagai seorang diplomat karier.

"Beliau sudah sangat menguasai corporate value atau institutional value dari Kementerian Luar Negeri," katanya kepada ANTARA, Senin (21/10).

Pengalaman Arrmanatha membuatnya terbiasa dengan pengambilan keputusan dan pola administrasi di Kementerian Luar Negeri sehingga pemilihannya sebagai Wamenlu RI dinilai mampu memberikan jaring pengaman bagi pengambilan keputusan terkait arah kebijakan luar negeri Indonesia di masa mendatang.

Tata juga dinilai mampu mengendalikan isu-isu strategis karena memiliki pengetahuan yang sangat luas tentang seluk beluk permasalahan di Kementerian Luar Negeri.

Dibandingkan dengan Menlu Sugiono dan Wamenlu Anis Matta, yang sama-sama lahir dari partai politik, Arrmanatha dinilai akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja dan pengembangan kualitas diplomatik dengan berbagai negara sekaligus.

"Jadi, dalam hal terjadinya penyesuaian yang memakan waktu, tentu mereka akan memerlukan waktu untuk penyesuaian karena mereka berasal dari organisasi yang berbeda, organisasi non-pemerintah," kata Rezasyah.

"Untuk dua orang ini, mereka juga perlu waktu untuk mencapai idealisme seperti yang dinyatakan Presiden Kennedy di AS, 'My loyalty to my party ends when my loyalty to my country begins.' Jadi, 'loyalitas saya kepada partai berakhir begitu saya menyatakan loyalitas kepada negara'," tambahnya.

Dalam hal pola berpikir, Sugiono dan Anis Matta dinilai akan cenderung berpikir normatif dalam berbagai kebijakan, sementara Arrmanatha dan Arif Havas, yang sama-sama besar sebagai diplomat karier, akan cenderung berpikir strategis, konseptual, dan lebih rinci sampai dalam hal job description dan job specification.

Meski demikian, Rezasyah menilai terpilihnya Sugiono sebagai Menlu RI dengan tiga Wamenlu dalam jajaran Kabinet Merah Putih yang dipimpin Presiden Prabowo tersebut akan membuat kolaborasi yang sangat apik dalam mengarahkan kebijakan luar negeri Indonesia di masa mendatang.

"Jadi, saya sangat berharap ini akan menjadi strategi yang luar biasa, di mana Sugiono akan dengan mudah mengubah kebijakan Prabowo langsung menjadi kebijakannya Kementerian Luar Negeri secara sangat cepat. Kemudian ini akan diterjemahkan dengan cepatnya oleh Armanata Nasir," kata dia.

Kemudian Anis Matta, sesuai dengan keahliannya dan terkenal sebagai tokoh organisatoris, juga diharapkan dapat membantu mewakili Indonesia dalam keterlibatan Indonesia menangani isu-isu di Timur Tengah, Afrika, dan Arab, serta dunia Islam secara umum.

Sementara itu, Prabowo Subianto sendiri sebagai presiden terpilih, dan dengan pengalamannya berhubungan dengan banyak kepala negara selama menjadi Menteri Pertahanan di bawah kepemimpinan Jokowi, dinilai telah memiliki banyak pengetahuan tentang tingkat hubungan Indonesia dengan negara-negara di dunia.

"Prabowo bisa tahu mana negara yang bisa membantu Indonesia di sektor-sektor tertentu dan saya pikir beliau sudah memiliki strategic map sehingga ini akan membuatnya lebih pro-aktif," katanya.

Dengan demikian, Prabowo dinilai menjadi tokoh yang tepat sebagai presiden, yang akan banyak sekali menjalankan fungsi-fungsi diplomatik dan fungsi-fungsi pertahanan.

"Jadi, (kolaborasi) ini bagus adanya," kata Rezasyah.

Kolaborasi apik di Kementerian Luar Negeri dengan Presiden Prabowo sebagai pemimpin utama diplomasi Indonesia, menjanjikan bahwa Indonesia mampu mengarahkan kebijakan luar negerinya dengan lebih baik lagi dan bisa menjadi pemain utama dalam penyelesaian isu-isu internasional.

Editor: Achmad Zaenal M

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024