...tenaga kerja industri yang berpendidikan SMA ke bawah mencapai 94,41 persen...

Jakarta (ANTARA News) - Sebagai antisipasi terhadap pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melaksanakan pembangunan sumber daya manusia industri yang kompeten agar tenaga kerja industri dapat bersaing di tingkat ASEAN.

"Sejauh ini kompetensi tenaga kerja industri kita masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari latar belakang pendidikan mereka yang masih setaraf SMP ke bawah, dengan persentase mencapai 60,77 persen. Bahkan, tenaga kerja industri yang berpendidikan SMA ke bawah mencapai 94,41 persen," kata Sekjen Kemenperin Ansari Bukhari di Jakarta, Jumat.

Selain itu, ia mengungkapkan bahwa tingkat produktivitas tenaga kerja di Indonesia yang dihitung berdasarkan produk domestik bruto (PDB) per pekerja masih sangat rendah.

Ansari menyebutkan, produktivitas tenaga kerja Indonesia adalah 9.500 dolar AS per pekerja per tahun, dan angka itu masih jauh di bawah tiga negara ASEAN, yaitu Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Bahkan, nilai tingkat produktivitas tenaga kerja Indonesia itu masih di bawah rata-rata negara ASEAN yang mencapai 10.700 dolar AS per pekerja per tahun.

"Kondisi tersebut menjadi perhatian kita bersama mengingat akan diberlakukannya MEA pada akhir tahun 2015, maka pasar tenaga kerja di ASEAN akan terbuka bagi seluruh negara Asia Tenggara," ujar Sekjen Kemenperin itu.

Terkait kondisi itu, lanjutnya, Kemenperin melakukan beberapa antisipasi, salah satunya pendirian dan pengembangan akademi komunitas di lingkungan Kemenperin untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di sektor industri.

"Dan hal paling penting untuk diperhatikan dalam penyelenggaraan akademi komunitas industri itu adalah fasilitasi penempatan para lulusan pada perusahaan industri," tegas Ansari.

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014