Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta turun 15 poin dari posisi terakhir kemarin menjadi Rp12.114 per dolar AS pada Jumat pagi.
Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan nilai dolar AS kembali meningkat terhadap mayoritas mata uang dunia termasuk rupiah setelah sempat melemah akibat penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) Amerika Serikat pada kuartal pertama.
"Kejutan dari PDB AS yang berkontraksi hanya berdamapak negatif sementara bagi dolar AS, dan nilai tukar rupiah kembali melemah," katanya.
Meski demikian, menurut dia, nilai tukar mata uang negara-negara berkembang termasuk di Indonesia secara keseluruhan masih cenderung mendatar terhadap dolar AS.
Ia menambahkan bahwa data menarik selanjutnya datang dari Amerika Serikat, yang laporan departemen perdagangannya menunjukkan belanja konsumen menyumbang sekitar 70 persen dari aktivitas ekonomi negara itu pada Mei, yang tumbuh 0,2 persen.
"Fakta bahwa kenaikan belanja konsumen AS relatif masih sejalan dengan harapan sehingga memperbaiki kepercayaan pelaku pasar terhadap mata uang dolar AS dan menekan rupiah," katanya.
Sementara itu, pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Ruly Nova menambahkan bahwa tekanan mata uang rupiah diperkirakan hanya dalam jangka pendek seiring dengan kondisi politik yang cenderung panas.
"Diharapkan, setelah pelaksanaan pemilu presiden mata uang rupiah kembali menguat dan kembali sesuai dengan kondisi fundamental Indonesia, saat ini nilai tukar rupiah sudah undervalue," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014