Jakarta (ANTARA News) - Anggota DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional (FPAN), Alvin Lie, mengkritik Ketua DPR Agung Laksono yang melakukan Safari Ramadhan dengan membuat pernyataan-pernyataan yang seakan-akan mewakili suara DPR. Pernyataan yang dikemukakan dalam interupsi pada Sidang Raripurna DPR di DPR, Selasa, itu dikemukakan untuk mengomentari perjalanan Safari Ramadhan Ketua DPR dan rombongan ke sejumlah daerah di Jawa mulai 5 hingga 14 Oktober mendatang. Menurut Alvin, Agung tak bisa membuat pernyataan yang mengatasnamakan DPR tanpa melakukan konsultasi terlebih dulu dengan pimpinan dan anggota DPR lainnya. Salah satu pernyataan Agung yang mengatasnamankan DPR adalah mengenai dukungan DPR terhadap pembangunan bandara internasional Majalengka. Dalam dialog dengan masyarakat Majalengka Minggu, Agung mengemukakan DPR mendukung rencana pemerintah merelokasi Bandara Husein Sastranegara Bandung ke lokasi di Kabupaten Majalengka Jawa Barat menjadi bandara internasional. "Kami memberi dukungan, semoga segera terwujud," kata Ketua DPR, Agung Laksono. Dengan adanya dukungan dari DPR itu diharapkan akan segera muncul investornya. Relokasi bandara yang ada di kota Bandung ke Majalengka strategis untuk mengantisipasi perkembangan di Pantura Jawa, serta mengurangi kepadatan bandara Soekarno-Hatta Banten. Di samping bandara internasional, DPR juga mendukung pembangunan Waduk Jatigede di Sumedang yang akan menjangkau wilayah Sumedang, Indramayu dan Majalengka. Lahan untuk waduk ini sedang dibebaskan dan diharapkan tahun 2007 tuntas sehingga segera bisa dibangun konstruksi bendungan. Alvin juga mempertanyakan apakah safari yang dilakukan Ketua DPR sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku. Pimpinan Rapat Paripurna DPR yang juga Wakil Ketua DPR, Soetardjo Soerjogoeritno, menanggapi Alvin dengan caranya yang khas, kalem dan santai. "Ya dia itu orang baru. Sering melakukan hal-hal yang kurang pas. Jadi kalau dia kembali akan saya beri tahu bahwa hal itu kurang pas," kata politisi yang biasa dipanggil Mbah Tardjo itu. (*)
Copyright © ANTARA 2006