Seoul (ANTARA) - Korea Utara (Korut) tetap bungkam soal pengiriman pasukan negara itu ke Rusia untuk mendukung perang berkepanjangan Rusia melawan Ukraina.
Kebungkaman Korut itu memberikan isyarat terbaru meningkatnya kerja sama militer antara Pyongyang dan Moskow.
Pada Jumat (18/10), badan intelijen Korea Selatan mengumumkan bahwa Korut telah memutuskan mengirim 12.000 anggota pasukan khusus untuk mendukung Rusia, dengan 1.500 di antaranya sudah dikerahkan ke bagian Timur Jauh Rusia.
Ini adalah pertama kalinya Korut mengirimkan pasukan darat dalam skala besar, meskipun sebelumnya negara tersebut pernah mengirim sejumlah kecil tentara ke luar negeri untuk mendapatkan mata uang asing.
Korea Utara belum merilis pernyataan resmi terkait pengiriman pasukan ke Rusia.
Terakhir kali Korut melaporkan perang Ukraina pada 12 Oktober, ketika Rodong Sinmun, surat kabar utama Korut, menerbitkan artikel yang mengutip seorang komandan militer Rusia yang mengeklaim bahwa Ukraina telah menggunakan senjata kimia.
Rusia juga belum mengeluarkan reaksi resmi sejak Badan Intelijen Nasional Korea Selatan mengumumkan pengiriman pasukan Korut.
Pengamat mengatakan bahwa Korut kemungkinan sulit untuk menyangkal pengiriman tersebut karena bukti yang ada, dan kemungkinan juga enggan menerbitkannya karena pengiriman tentara ke zona perang aktif diperkirakan bakal menimbulkan kecemasan di kalangan warganya.
"Kecil kemungkinan Korea Utara akan mengonfirmasi hal ini sebelum Rusia melakukannya," kata Hong Min, peneliti senior di Korea Institute for National Unification.
Hong menambahkan bahwa baik Amerika Serikat maupun NATO belum mengonfirmasi pengiriman tersebut, sehingga harus dilihat apakah pasukan Korut benar-benar akan terlibat dalam pertempuran di perang Ukraina.
Terkait situasi ini, pemerintah Korea Selatan mengatakan sedang memantau perkembangan dengan cermat.
"Kami membuka semua kemungkinan dan mengamati situasi dengan hati-hati," kata Koo Byoung-sam, juru bicara kementerian unifikasi dalam sebuah konferensi pers.
Sumber: Yonhap-OANA
Baca juga: Kim ancam gunakan kekuatan militer jika Korsel langgar kedaulatan
Baca juga: Presiden Yoon gelar rapat darurat soal Korut kirim pasukan ke Rusia
Baca juga: China harap dua Korea jaga perdamaian pasca Korut sebut Korsel musuh
Penerjemah: Primayanti
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024