Moskow (ANTARA) - Moskow harus mempersiapkan diri untuk kelanjutan upaya mengendalikan perkembangan Rusia di bawah pemerintahan manapun setelah pemilihan presiden di Amerika Serikat (AS) berlangsung, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.

"Kembali pada pertanyaan mengenai kandidat atau partai mana di AS yang lebih diutamakan bagi kami, saya hanya bisa mengatakan bahwa kami harus siap menghadapi kenyataan terkait serangan terhadap kepentingan kami, tindakan untuk mengendalikan perkembangan kami akan terus berlanjut di bawah pemerintahan manapun," kata menteri dalam sebuah wawancara dengan situs AiF.

"Amerika memperlakukan setiap masalah internasional, setiap mitra internasional mereka, terutama dari sudut pandang ketidakbolehan (sebagaimana ditulis dalam dokumen doktrin AS) siapa pun di planet ini menjadi lebih kuat daripada Amerika Serikat," kata Lavrov.

"Hal ini jelas merupakan utopia. Jika kita melihat evolusi kontribusi produk domestik bruto (PDB) berbagai negara terhadap PDB global, pangsa Amerika Serikat terus menurun, sementara China, India, dan BRICS secara keseluruhan terus meningkat. Pangsa mereka kini sudah melebihi PDB gabungan negara-negara G7 sekitar 5 poin persentase," ujarnya.

AS tidak ingin menyerahkan kendali yang dimiliki setelah Perang Dunia II melalui lembaga-lembaga Bretton Woods, melalui peran yang diberikan kepada dolar dalam sistem moneter internasional, bahkan setelah sistem pertukaran bebas dolar untuk emas dihapuskan, tambah Menlu Rusia itu.

Menurut Lavrov, posisi unggul dolar sebagian besar dipertahankan secara artifisial.

"Jika kita menilai berdasarkan statistik, volume PDB, dan indikator lain yang menentukan pangsa suara negara-negara anggota Dana Moneter Internasional (IMF,red), maka Amerika Serikat (jika statistik ini tercermin dalam keputusan nyata) sudah lama kehilangan hak veto atas keputusan yang diterapkan oleh dewan direktur IMF," kata Lavrov.

"Mereka menghalangi reformasi ini, yang didorong oleh BRICS, sama seperti mereka menghalangi reformasi WTO, di mana Amerika telah memblokir kerja badan penyelesaian sengketa selama bertahun-tahun," jelasnya.

"Semua ini mencerminkan tujuan utama kelas penguasa Amerika, untuk mencegah siapa pun merongrong dominasi mereka. Tujuan ini ilusif. Proses sejarah secara objektif bergerak ke arah yang berbeda, dan ini harus diperhitungkan," tutup menteri.

Pemilihan presiden AS akan diadakan pada 5 November. Partai Demokrat akan diwakili oleh Wakil Presiden Kamala Harris, dan Partai Republik oleh mantan Presiden Donald Trump.

Sumber: Sputnik-OANA

Baca juga: Putin: Rusia akan dukung Kamala Harris pada Pilpres AS 2024
Baca juga: Trump: Bila menang Pilpres, AS berhubungan baik dengan Rusia, China

Penerjemah: Primayanti
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024