Paris (ANTARA News) - Eropa akan menjadi target pemasaran serius kompetisi basket bergengsi NBA untuk jangka panjang tetapi belum ada rencana dalam waktu dekat untuk memulai menggelar pertandingan NBA di benua itu, demikian menurut komisioner NBA David Stern, Selasa. Empat klub NBA minggu ini telah melakukan perjalanan ke Eropa untuk bertanding menghadapi klub papan atas Eropa, yaitu Philadelphia 76ers, Phoenix Suns, San Antonios Spurs dan Los Angeles Clippers. Keempat klub tersebut berkelana ke Spanyol, Italia, Perancis dan Rusia untuk bertanding dengan klub negara setempat dalam program yang diberi judul "The NBA Europe Live Tour". Jika kompetisi Eropa benar-benar bergabung dengan NBA, maka klub asal tersebut akan merasakan bahwa klub Eropa sekarang sudah berkembang pesat. LA Clippers telah merasakan kehebatan klub Eropa ketika ditaklukkan Barcelona dan CSKA Moskow. "Terdapat kemajuan luar biasa diseluruh dunia dan klub-klub tertentu semakin gencar mencari pemain berbakat," kata Stern di Paris, sebelum menyaksikan pertandingan antara San Antonio Spurs dan Maccabi Tel Aviv yang dimenangi klub NBA itu dengan skor 97-84. Stern dalam kesempatan itu membantah laporan bahwa NBA akan segera meluncurkan liga NBA-Eropa setelah mempertimbangkan proyek tersebut sejak enam tahun lalu. "Saya bertemu pengurus klub Real Madrid Jose Sanchez dan Vlade Divac dan mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka punya ide bagus, yaitu divisi Eropa yang terdiri atas lima tim," kata Stern. "Proses ke arah itu masih panjang. Untuk sementara, pada saat ini belum ada rencana jangka pendek untuk membentuk franchise NBA di Eropa, tapi saya tidak akan menyambut negatif untuk rencana jangka panjang," katanya. Stern juga menolak ide untuk menggelar pertandingan reguler di NBA karena secara ekonomi tidak menguntungkan. Masalah Standar Masalah utama yang akan dihadapi, menurut Stern adalah gedung di Eropa yang belum memenuhi standar Amerika. "Kami gembira bisa berbagi soal spesifikasi dengan pihak mana pun untuk membangun arena, tapi arena di Eropa belum bisa mendukung basket NBA," katanya. "Saat ini belum ada arena yang memenuh syarat, tapi saya ingin jelaskan bahwa dibutuhkan 300 atau 400 juta dolar untuk membangun arena, ditambah 500 juta dolar lagi untuk franchise NBA. Harus ada pemilik klub yang mau melakukannya. Jadi ini adalah program jangka panjang dan harus dipertimbangkan secara matang," katanya menambahkan. Stern menyambut baik rencana pembangunan gedung olahraga di Berlin dan London, dan ia berharap Olimpiade 2012 akan mempercepat pembangunan arena di Inggris. "Mereka membangun arena di London yang tentu saja akan menjadi pasar yang kurang cocok bagi basket, tapi Olimpiade 2012 mungkin bisa mengubah kondisi itu," kata Stern. "Ada komite besar yang bertugas bagaimana mengembangkan basket di Inggris. Kami ingin memanfaatkan momen Olimpiade 2012 sebagai peluang untuk menumbuhkan akar rumput basket dan bekerja sama. Kami siap bekerja sama karena kami kira Inggris adalah pasar yang sangat potensial," katanya menambahkan. Dengan fokus ke arah hiburan dan kemampuan menarik pemain terbaik dari berbagai belahan dunia, basket NBA saat ini memang jauh lebih gemerlap dibanding kompetisi Eropa. Setiap kali klub NBA tampil di Eropa, penonton selalu penuh sesak. "Dalam pernyataan kepada partner juga disebutkan bahwa Eropa adalah pasar potensial dengan 400 juta penduduk di Eropa Barat dan juga jumlah yang besar di Eropa Timur," kata Stern menggunakan tur ke Eropa untuk menjual hak siar televisi serta menjalin kerja sama sponsorship. Produk NBA memang laris ibarat kacang goreng di Eropa dan kondisi tersebut bisa terlihat di Bercy Arena ketika sebagian penonton menggunakan kaos Spurs saat memberikan dukungan kepada Tony Parker, bintang Spurs asal Perancis. "Pernak pernik klub sangat penting bagikami. Saya selalu berpendapat bahwa kaos kami sebagai iklan berjalan," katanya. "Salah satu alasan kami mengadakan tur Eropa pada 2006 ini adalah untuk memberi tahun perusahaan-perusahaan Eropa bahwa kami ada disini," kata Stern sambil menambahkan bahwa NBA akan terus mengembangkan pasar di Eropa. "Kami tidak begitu berhasil seperti yang diharapkan tahun ini karena ada Piala Dunia dan lainnya. Kami berharap bisa lebih baik tahun depan," katanya. Disaat NBA menjelma sebagai sebuah industri yang menguntungkan, sebaliknya, liga basket Eropa yang disebut Euroleague, justru berjalan tertatih-tatih. Ketika ditanya apakah NBA yang bertabur uang siap mendukung Euroleague, Stern menjawab singkat, "Saya kira tidak." "Euroleague tetap Euroleague sehingga mereka harus bisa mencari model keuangan yang sesuai. Kami akan membantu hanya sebagai masalah basket, bukan secara bisnis," katanya dikutip Reuters.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006