"Proses IPO sedang berlangsung, dengan jumlah saham yang dilepas sekitar 20 persen," kata Direktur Utama Phapros, Iswanto di Gedung RNI Jakarta, Kamis.
Menurut Iswanto, saat ini perseroan sedang melakukan seleksi terhadap tiga penjamin emisi (underwriter) yaitu Mandiri Sekuritas, BNI Sekuritas dan Bahana Sekuritas.
Ia menambahkan dana hasil IPO akan digunakan untuk menambah modal kerja, termasuk membiayai pembangunan pabrik baru di Bawen, Jawa Tengah.
Pabrik baru seluas empat hektare itu nantinya dapat menunjang pabrik lama yang berdiri di atas lahan seluas tiga hektare, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi Phapros.
Sementara itu, Dirut RNI Ismed Hasan Putro mengatakan saat ini status Phapros adalah perusahaan terbuka non-listing (non-listed company) dengan jumlah saham yang dikuasai RNI sebesar 56 persen.
Ismed menuturkan sebelum pelaksanaan IPO, perseroan terlebih dahulu menyatukan (inbreng) kepemilikan saham Phapros dengan PT Mitra Rajawali Banjaran, anak usaha RNI produsen kondom dan alat kesehatan.
"Aksi korporasi ini akan memperkuat bisnis Phapros ke depan karena menyatukan keduanya pada satu pilar bisnis farmasi, alat kesehatan dan obat," tegas Ismed.
Sebelum inbreng pendapatan Phapros pada tahun 2014 diproyeksikan mencapai Rp630 miliar, dengan target laba sekitar Rp70 miliar.
Setelah merger maka nilai aset Phapros saat IPO sudah mencapai sekitar Rp550 miliar.
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014