Jakarta (ANTARA News) - Galeri Nasional Indonesia memamerkan puluhan lukisan karya Ahmad Sadali, yang dikenal dengan lukisan abstrak dan kaligrafi Islam, selama 25 Juni sampai 14 Juli 2014.

"Ahmad Sadali dipilih karena salah satu figur seni rupa Indonesia yang mempunyai karakter kuat dengan karya, buah pemikiran, dan penafsiran," kata Kepala Galeri Nasional Indonesia Tubagus Andre Sukmana pada pembukaan pameran di Jakarta, Rabu malam (25/6).

"Lukisan dulunya hanya pemandangan namun Ahmad Sadali menciptakan frame atau gambar di kanvas secara berbeda," ujarnya.

Sadali dianggap sebagai tokoh besar yang membangun kecenderungan seni lukis abstrak di Indonesia. Ia adalah murid pertama Ries Mulder, seorang pelukis berkebangsaan Belanda dan dosen yang turut membangun berdirinya Departemen Seni Rupa di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Selaku perupa, Sadali dinilai berhasil mengembangkan karya-karyanya secara khas dan menjadi salah satu contoh penting dalam menafsirkan pemikiran dan prinsip Modernisme seni di Indonesia.

Kritikus seni rupa Sanento Yuliman menyebut perkembangan karya abstrak ala Sadali sebagai suatu tanda penting yang memberikan ciri estetik perkembangan awal seni rupa abstrak Indonesia yang disebut lirisisme, ungkapan emosi dan perasaan pelukis dalam mengalami dunia.

Anak sang pelukis, Ravi Ahmad Salim, mengatakan pameran tersebut merupakan langkah awal untuk menghidupkan kembali warisan Ahmad Sadali.

"Lukisan-lukisan ayah saya jelas bukan produk biasa, dalam arti prosesnya melibatkan pengalaman hidup antara lain melahirkan karya-karya berkualitas pada umumnya yaitu penderitaan dan ritual shalat atau puasa sehingga ada rohnya," kata dia.

Selain karya Sadali, karya 12 perupa masa kini yang menunjukkan relasi dengan karya dan pemikiran Sadali juga ditampilkan dalam pameran yang dikuratori oleh Rizki A Zaelani, Asikin Hasan dan A. Rikrik Kusmara tersebut.

Pameran itu juga memamerkan karya Bambang Ernawan, Dadang MA, Agung Fitriana, Putut W Widodo, Irman A Rahman, Aco Santoso, Mierza Said, Hardiwirman Saputra, Dewi Setya, Dikdik Sayahdikumullah, Tandya RS dan Handono Hadi.

Selain pameran juga akan ada diskusi seni rupa pada 26 Juni dan Gallery Tour serta Artist Talk pada 5-12 Juli di Galeri Nasional Indonesia, Jalan Medan Merdeka Timur Jakarta.


Pewarta: Darwin Fatir
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014