Jakarta (ANTARA News) - PT Kereta Api (KA) menyatakan kesiapannya untuk melakukan operasi pasar dengan menggelar sejumlah KA tambahan, menyusul ludesnya rata-rata tiket reguler KA favorit kelas eksekutif pada H-1 hingga H-7. "Kami siap OP (operasi pasar) untuk menjual tiket-tiket KA tambahan yang sudah diprogramkan, karena ternyata tiket KA reguler favorit kelas eksekutif untuk keberangkatan 20-22 Oktober sudah habis, terjual baik untuk arus mudik maupun balik," kata Sekretaris Perusahaan PT KA, Gatot Wibowo, kepada pers di Jakarta, Senin malam. Dijelaskannya pada Angkutan Lebaran tahun ini, PT KA antara lain menyiapkan 211 KA reguler dan 14 KA tambahan. Untuk KA reguler kapasitas daya angkut per harinya sebanyak 125.564 penumpang dan KA Tambahan 18.502 penumpang per hari. "KA Tambahan itu tiketnya ada yang mulai dijual saat ini untuk keberangkatan 19-23 Oktober, hingga satu hari sebelum keberangkatan. Ini juga untuk membatasi ruang gerak calo," katanya. Kahumas PT KA Daop I Jakarta, A. Sujadi menjelaskan posisi pemesanan tempat duduk dari beberapa KA Lebaran yang sudah dijual, ternyata masih ada tersisa beberapa ratus tiket. Untuk KA Argolawu Jakarta-Solo untuk 19 Oktober ternyata masih ada 361 tempat duduk, Argo pada 23 Oktober masih tersedia 208 tiket, Argo Anggrek pada 19 Oktober masih tersisa 202 tiket. Kemudian, untuk KA Kamandanu Jakarta-Semarang untuk tanggal 22 Oktober masih tersisa 69 tempat duduk, KA Sawunggalih Lebaran untuk 19 Oktober 2006 masih tersisa 473 tempat duduk. "Sementara tiket-tiket KA Reguler kelas eksekutif untuk keberangkatan 15-18 Oktober 2006 masih tersedia cukup banyak. Silahkan, ini kesempatan bagi pemudik yang ingin pulang kampung lebih awal," kata Sujadi. Sedangkan untuk kelas ekonomi yang dijual pada hari keberangkatan sebanyak 30 ribu lebih dari berbagai KA, masih tersedia, tambah Sujadi. Pada bagian lain, Gatot mengakui kebijakan tarif PT KA tahun ini tidak menerapkan tarif diskon, termasuk untuk kelas ekonomi karena ternyata tidak efektif untuk memberikan insentif agar pemudik pulang lebih awal. "Pengalaman tahun lalu seperti itu. Jadi, untuk apa diskon tarif," kata Gatot. Gatot juga mengharapkan kesabaran para pengguna KA karena BUMN perkeretaapian ini tidak menjamin seutuhnya kenyamanan perjalanan, termasuk ketertiban dan keamanan di stasiun. "Jangan berharap KA datang tepat waktu, termasuk mengharapkan keamanan selama perjalanan, karena faktanya kami tidak bisa menambah tenaga sekuriti pada setiap KA," kata Gatot. Antisipasi kejadian Pada kesempatan itu, Gatot juga mengakui bahwa pihaknya telah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi terhadap kemungkinan kejadian, karena hampir di seluruh daerah operasi memiliki titik-titik rawan. "Jika musim hujan datang, beberapa titik memang rawan longsor dan ambles struktur tanahnya. Oleh karena itu, pada tempat-tempat ini dijaga 1 X 24 jam," katanya. Kemudian, terhadap kemungkinan gangguan operasional karena umur teknis sarana KA rata-rata sudah di atas 30 tahun, Gatot menyatakan sejumlah skenario telah disiapkan antara lain, marka memutar dan dukungan AMUS. Jika di jalur selatan ada kejadian luar biasa, maka perjalanan KA dialihkan ke jalur utara dan di beberapa daerah rawan kejadian telah disiapkan AMUS. Artinya, tersedianya peralatan (A), material (M) untuk (U) siaga (S) seperti rel, bantalan rel, batu kricak dan tenaga. Selain itu, untuk menyiapkan kehandalan sarana, perbengkelan PT KA telah melakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Bahkan, sampai dengan 18 Oktober masih ada lokomotif yang diperiksa kehandalannya. (*)
Copyright © ANTARA 2006