Jakarta (ANTARA News) - Burhan Shiddiq sebagai juara pertama Lomba Menulis Puisi Esai 2013, menyisihkan 888 peserta yang diumumkan oleh Jamal D Rahman selaku Ketua Dewan Juri dalam acara malam Puisi Esai untuk Indonesia tahun II di Jakarta, semalam.
Dalam keterangan persnya di Jakarta, Rabu, Jamal yang juga Pemimpin Redaksi Jurnal Sajak itu mengatakan, Burhan Shiddiq berhasil juara lewat karya puisi esainya berjudul "Konspirasi Suci", berkisah tentang dunia batin seorang homo dalam lingkungan gereja.
Sehari-hari Burhan Shiddiq adalah guru Bahasa Indonesia di Bandung. Di samping itu, Sarjana S2 dari UPI Bandung ini menulis cerpen dan novel. Dia beberapa kali menjadi juara lomba menulis cerpen tingkat nasional.
Juara Kedua diraih oleh Riduan Situmorang dengan karyanya "Balada Cinta Upiak dan Togar". Sedangkan Juara Ketiga diraih oleh Isbedy Stiawan ZS dengan karyanya "Cerita Duka dari Negeri Keratuan Darah Putih".
Jamal menambhakan, Jurnal Sajak juga menerbitkan puisi esai para pamenang itu dalam enam buku, antara lain yang diluncurkan adalah Buku Puisi Esai Juara (Konspirasi Suci, kumpulan puisi esai karya Burhan Shiddiq, Riduan Situmorang, dan Isbedy Stiawan ZS).
"Lomba Menulis Puisi Esai 2013 diikuti oleh 888 peserta dari berbagai daerah Indonesia. Jumlah peserta meningkat lebih dari 100 persen dibanding jumlah peserta lomba tahun 2012 yang hanya 428 peserta," katanya.
Penjurian dibagi ke dalam dua tahap seleksi. Tahap pertama merupakan seleksi awal. Pada tahap ini, Dewan Juri terdiri dari Elza Peldi Taher, Jonminofri Nazir, Ahmad Gaus, Novriantoni Kahar, dan Ahmad Syubbanuddin Alwy. Tahap kedua adalah babak final yang menentukan juara. Pada tahap ini Dewan Juri terdiri dari Agus R. Sarjono, Acep Zamzam Noor, dan Jamal D. Rahman.
Jamal menjelaskan, puisi esai adalah bentuk puisi yang digagas oleh pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA. Sampai sekarang, sudah 20 buku puisi esai terbit, ditulis oleh para penyair dan penulis dari beragam profesi.
Pada acara tersebut juga dibacakan sebuah cuplikan puisi esai karya Denny JA berjudul "Kuharap Ayah Masih Hidup". Puisi itu bercerita tentang rindu seorang anak kepada ayahnya yang sejak tahun 1998 hilang bersama belasan aktivis lain. (*)
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014