"Industri kecil dan menengah (IKM) adalah industri yang paling tepat dikembangkan di Indonesia kawasan timur dan salah satunya adalah pupuk organik cair," kata Wakil Menteri Perindustrian Alex W Retraubun, di Gorontalo, Rabu.
Alex menambahkan pupuk organik cair ini harus berstandar agar tetap menjamin keamanan para penggunanya.
Dalam acara pencanangan desa industri mandiri dan peresmian rumah produksi pupuk organik cair (POC) Marolis itu, Bupati Bone Bolango Hamim Pou menjelaskan pupuk organik akan menjadi salah satu strategi meningkatkan produksi padi di daerahnya.
"Mayoritas penduduk di sini adalah petani," kata dia sambil menjelaskan bahwa pihaknya tengah mengembangkan kopi organik dan gula semut.
Sementara itu Rektor Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMG), Prof. Nelson Pomalingo, menjelaskan bahwa POC Marolis merupakan sinergi antara pihak perguruan tinggi, koperasi, kelompok bisnis, dan pemerintah.
"Dengan program ini, kita bisa meningkatkan produksi pertanian dan mengentaskan kemiskinan. Pupuk ini sangat organik, menggunakan kotoran hewan ternak dan bebas limbah," ujarnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, "Berdasarkan hasil uji coba UMG memberikan POC Marolis di area sawah percobaan, penggunaan pupuk ini meningkatkan efisiensi dan produktivitas."
Dari enam ton gabah kering dari setiap hektar sawah, bisa menjadi 10 per hektar.
Biaya untuk membeli pupuk bisa ditekan hingga 20 persen jika dibandingkan dengan pupuk kimia. Durasi tanam dari 3 bulan 10 hari, bisa dipangkas menjadi 90 hari. (*)
Pewarta: Ella Syafputri
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014