Jakarta (ANTARA News) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengharapkan awal 2007 bunga pinjaman bisa mencapai 11-12 persen, agar daya saing Indonesia meningkat. Ketua Umum Kadin Indonesia, MS Hidayat, di Jakarta, Senin malam, di sela-sela buka puasa di kediamannya menyampaikan penghargaan apa yang dicapai pemerintah di sektor makro, termasuk penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI rate). "BI Rate yang secara reguler diturunkan, targetnya awal tahun depan satu digit, supaya bunga pinjaman bisa 11-12 persen, sehingga dunia usaha mulai bisa bersaing dengan pesaing dari luar," ujar Hidayat. Ia mengatakan selama ini daya saing pengusaha Indonesia relatif masih lemah, karena pada saat mengikuti tender di dalam maupun di luar negeri masih menghitung biaya pinjaman 15-16 persen, sedangkan negara lain menghitung bunga pinjaman di bawah 10 persen. "Kita kalah di 'cost of money' (biaya uang)," ujar Hidayat. Kendati awal tahun depan Kadin masih mengharapkan bunga pinjaman 11-12 persen atau masih di atas 10 persen, Hidayat yakin masih lebih baik dan mampu mendongkrak daya saing. "Daripada sekarang (bunga pinjaman) 16 persen," katanya. Lebih jauh ia juga mengharapkan agar perbankan nasional segera menurunkan suku bunga pinjaman mengikuti penurunan reguler seperti BI rate, agar dunia usaha di Indonesia bisa segera menyerap likuiditas yang ada di perbankan. Namun ia juga mengakui perbankan nasional tentu tidak secara otomatis menurunkan suku bunganya, namun hendaknya juga tidak terlalu lama karena akan mengganggu daya saing secara keseluruhan. "Idealnya perbedaan antara BI rate dan suku bunga perbankan sebesar tiga persen. Kalau dia (perbankan) tidak mau menurunkan (suku bunga seiring penurunan BI rate) berarti dia tidak efisien," ujar Hidayat. Kadin, lanjut dia, juga berharap seiring dengan penurunan BI Rate juga ada perbaikan dari pemerintah dalam berbagai hal, terutama pelaksanaan berbagaikebijakan yang sudah dibuat untuk mendongkrak daya beli masyarakat maupun investasi guna mendorong peningkatan kinerja sektor riil. (*)
Copyright © ANTARA 2006