"Selesaikan segera insiden tutupnya ladang minyak Medco di Lapangan Lica dan Meta South Sumatera sejak 21 Juni lalu," tandasnya dalam keterangan pers kepada wartawan di Banjarmasin, Rabu malam.
Legislator asal daerah pemilihan Kalimantan Selatan itu berharap, dalam beberapa hari ke depan penanganan berhenti beroperasinya ladang minyak milik Medco tersebut sudah harus selesai.
"Di saat kita mengalami defisit minyak seperti sekarang mestinya berbagai faktor penghambat produksi dan distribusi minyak di dalam negeri bisa ditangani dengan baik dan cepat tanpa kekerasan," ujarnya.
Permintaan politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, menanggapi aksi masyarakat dan LSM di Desa Danau Cala, Kecamatan Lais, Kabupaten Musi Banyuasin yang membokir jalan yang menjadi akses masuk dan keluar ladang minyak tersebut.
"Berdasarakan keterangan dari SKK Migas, insiden tersebut dipicu oleh dua tuntutan masyarakat yaitu masalah pembebasan lahan yang dianggap belum selesai dan pembayaran tenaga lokal bantuan pengamanan," ungkapnya.
Kemudian kedua tuntutan itu ditolak oleh pihak Medco karena merasa sudah menyelesaikan pembebaskan lahan di tahun 2006 dan sudah pula membayar tenaga pengamanan lokal melalui Kepala Desa Danau Cala, lanjutnya mengutip keterangan dari SKK Migas.
Menurut dia, kasus konflik antara perusahaan dan masyarakat sekitar bukan kali ini saja. Sudah sering terjadi. "Pemerintah dan Pemda setempat sebagai mediator, mestinya mengambil pelajaran dan memiliki formulasi yang tepat dalam mengantisipasi dan mengatasinya," tandasnya.
Kemampuan Pemerintah dan Pemda dalam memediasi konflik dengan baik, lanjut alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) Jawa Barat tersebut, salah satu solusi mengatasi problema defisit minyak nasional.
"Dengan kemampuan tersebut, investor yang sudah ada akan tenang dan nyaman dalam berusaha. Investor yang baru mau masuk juga akan percaya diri dalam menanamkan modalnya," ujarnya.
"Sementara masyarakat lokal juga tidak dikorbankan dengan aksi para calo ataupun preman," tambah wakil rakyat yang menyandang gelar insinyur dan magister bidang pertanian itu. (*)
Pewarta: Syamsuddin Hasan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014