Saat awal tahun, kami sudah menaikkan harga jual berkisar 2-3 persen. Rencananya mulai Juli mendatang, harganya akan naik lagi sekitar Rp20 jutaan per unit untuk semua tipe."
Surabaya (ANTARA News) - Produsen mobil kelas premium khususnya impor berencana menaikkan harga penjualan produk, seiring melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang berlangsung dalam beberapa bulan terakhir.
Kepala Divisi MINI Indonesia (diler resmi mobil impor Mini Cooper asal Inggris) Jentri Izhar kepada wartawan di Surabaya, Rabu, mengemukakan penyesuaian harga jual sebenarnya sudah dilakukan pada awal 2014 ketika nilai tukar rupiah mulai melemah.
"Saat awal tahun, kami sudah menaikkan harga jual berkisar 2-3 persen. Rencananya mulai Juli mendatang, harganya akan naik lagi sekitar Rp20 jutaan per unit untuk semua tipe," katanya saat pembukaan ruang pamer Mini Cooper.
Menurut Izhar, hampir semua mobil impor yang masuk ke Indonesia mengalami penyesuaian harga. Namun, kenaikan itu tidak terlalu berdampak terhadap volume penjualan, karena mobil impor kelas premium memiliki segmen pasar tersendiri.
Khusus untuk Mini Cooper, Izhar menargetkan pertumbuhan penjualan pada tahun ini bisa "double digit", setelah pada 2013 mampu membukukan penjualan sebanyak 460 unit atau naik 35 persen dibanding 2012 sejumlah 342 unit.
"Kendati dalam beberapa bulan ini penjualan agak sedikit melambat, karena faktor banjir dan pemilu, tapi realisasinya masih on the track. Selama ini, Jakarta masih menjadi pasar terbesar penjualan Mini Cooper," ujarnya.
Izhar menambahkan Surabaya sebagai kota terbesar kedua dengan pertumbuhan ekonomi sekitar 7 persen selama dua tahun terakhir, memiliki potensi pasar cukup bagus untuk pemasaran produk otomotif.
"Kami harapkan kontribusi penjualan dari pasar Surabaya sekitar 10-15 persen. Apalagi, saat ini kami sudah memiliki showroom sendiri untuk mendekatkan diri dengan konsumen. Selain itu, kami juga berencana membuka bengkel resmi pada awal tahun depan," tambahnya.
Sebelumnya, General Manager Honda Surabaya Center Wendy Mihardja mengemukakan hiruk-pikuk pesta demokrasi Pemilu dan Pilpres 2014 memberikan pengaruh terhadap bisnis otomotif, menyusul angka penjualan mobil yang menurun.
"Grafik penjualan kami slow down saat pesta demokrasi seperti sekarang. Tapi, tidak lama lagi penjualan akan normal, terutama mendekati Lebaran," katanya di Surabaya, Senin (23/6). (*)
Pewarta: Didik Kusbiantoro
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014