"Isu yang menyebut saya PKI adalah penghinaan. Berulang kali saya jelaskan Bapak dan Ibu saya itu dua-duanya haji," kata Jokowi di Palembang, Rabu.
"Keluarga saya sudah jelas. Orang juga sudah kenal semua. Kakek saya lurah dari Karanganyar. Kalau kakek dari Ibu adalah pedagang kecil. Mau sampai kakek canggah pun sama alurnya seperti itu," katanya.
Dia menyebut penyebaran isu itu sebagai tindakan tak bertanggung jawab dan merupakan bagian dari kampanye hitam.
"Kalau seperti ini saya mau marah tapi marah ke siapa? Betul-betul menjengkelkan. Kalau ketemu betul, tidak tahu mau diapakan," katanya, geram.
Isu bahwa Jokowi dan keluarganya punya pertalian dengan PKI tersebar di media sosial, termasuk Twitter. Salah satu akun anonim menyebut telah melakukan investigasi di daerah asal Jokowi, Solo, Karanganyar dan Boyolali.
Selain membantah isu itu, Jokowi juga kembali membantah pernyataan anggota tim suksesnya, Musdah Mulia, tentang rencana penghapusan kolom agama dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP) bila dia terpilih menjadi presiden.
"Agama yang dicantumkan di KTP itu merupakan identitas kebhinekaan kita. Yang paling penting adalah bagaimana kita bisa saling menghargai dan menghormati," katanya.
Calon presiden Jokowi dan calon wakil presiden Jusuf Kalla mengikuti pemilihan umum dengan dukungan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Hanura, dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).
Sementara pesaing mereka, Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa, mendapat dukungan dari Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional, Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Bulan Bintang.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014