Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menjanjikan percepatan pembangunan sekitar 15 proyek infrastruktur yang paling siap dan layak, sebelum berakhirnya kabinet Indonesia Bersatu II pada Oktober 2014.
"Kita telah mengambil keputusan untuk mempercepat beberapa proyek infrastruktur yang sempat terhambat," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung seusai rapat koordinasi membahas infrastruktur di Jakarta, Rabu.
Ikut hadir dalam rapat tersebut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Menteri BUMN Dahlan Iskan dan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan.
Chairul menjelaskan proyek tersebut antara lain infrastruktur bandara dan pelabuhan, meliputi perluasan Bandara Soekarno-Hatta senilai Rp26,25 triliun, pembangunan Bandara Kertajati Rp8,3 triliun, Pelabuhan Cilamaya Rp14,9 triliun dan Kereta Api Kalimantan Rp59 triliun.
"Peningkatan kapasitas Bandara Soekarno Hatta untuk mengurangi masalah traffic di udara. Ini harus dilakukan agar pelayanan dapat lebih efisien, sehingga gerakan per jam dari 60 flight menjadi 72 flight. Untuk Kertajati, pembangunannya dilaksanakan Kementerian Perhubungan dan fasilitas darat oleh Angkasa Pura dua," ujarnya.
Selain itu, proyek infrastruktur energi yaitu PLTU Sumatera Selatan 9-10 senilai Rp25 triliun, Listrik Jawa Sumatera 500 Kv HVDC senilai Rp12,2 triliun, PLTU Pangkalan Susu 2x200 MW sebesar 471 juta dolar AS dan PLTU Takalar 246 juta dolar AS.
"Untuk interkoneksi listrik antara Sumatera dan Jawa-Bali, ini sudah diputuskan dan segera masuk dalam rapat kabinet terbatas. Rencananya, pembangunan dua proyek transmisi yang monumental ini bisa mulai groundbreaking pada September," ujar Chairul.
Proyek infrastruktur lainnya yang akan dipercepat adalah jalan tol Trans Sumatera yang memiliki total nilai investasi sebesar Rp355 triliun, tol Cibitung-Cilicing senilai Rp4,2 triliun, tol Manado-Bitung Rp4,3 triliun, dan tol Palu-Parigi sebesar Rp2,2 triliun.
"Untuk Trans Sumatera, empat ruas jalan akan dilakukan pembangunan, mulai tol Lampung-Bakaheuni, Palembang-Indralaya, Medan-Binjai serta Pekanbaru-Dumai. Ini akan menjadi prioritas dalam pemerintahan ini," katanya memaparkan.
Tol Terbanggi Besar-Bakaheuni memiliki investasi sebesar Rp13,8 triliun, tol Palembang-Indralaya senilai Rp1 triliun, tol Medan-Binjai sebesar Rp2 triliun dan tol Pekanbaru-Kandis-Dumai sebesar Rp14,7 triliun. Keseluruhan dana proyek ini antara lain berasal dari Pusat Investasi Pemerintah (PIP).
Chairul menambahkan pemerintah telah membentuk tim kecil untuk merumuskan Peraturan Presiden (Perpres) bagi BUMN yang akan membangun jalan tol ini, termasuk skema pembiayaannya, agar proyek infrastruktur jalan ini segera terwujud.
"Timnya antara lain dari Kementerian PU, Bappenas, Kementerian Keuangan, BUMN serta Seskab agar kepentingan itu terwadahi semuanya. Saya minta tim agar satu minggu selesai Perpresnya, nanti kalau sudah, kita bawa ke rapat kabinet," ujarnya.
Untuk proyek infrastruktur besar seperti Waduk Jatigede yang bernilai 416 juta dolar AS, Chairul mengatakan infrastruktur ini akan segera teraliri dan beroperasi secara maksimal sebagai sumber air di wilayah Jawa Barat bagian timur pada September 2014.
"Ini akan bermanfaat untuk irigasi dan pertanian, serta mengatasi masalah listrik. Kita berharap ada percepatan langkah yang dilakukan, sehingga kalau masalah lahan selesai dan memungkinkan, maka pengairan akan dimulai September," katanya.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014