Menurut Budi, kepemimpinan yang baik tidak diukur saat pejabat memegang jabatan, tetapi dari seberapa baik organisasi yang ia tinggalkan setelah masa jabatannya berakhir. Artinya, kata Budi, performa organisasinya lebih baik. Jika organisasi memburuk setelah pejabat meninggalkannya, kata Budi, maka ia dianggap gagal.
Baca juga: Kemenkes: Peduli pada rekan kerja, ciptakan lingkungan mental sehat
"Jadi teman-teman, kita memilih teman-teman untuk melakukan transformasi budaya Kementerian Kesehatan dan budaya itu sangat ditentukan oleh pemimpinnya. It's a top down method karena budaya itu harus dicontohkan," kata Budi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Adapun Ber-AKHLAK, katanya, mencakup nilai-nilai Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.
"Saya berharap banyak kepada teman-teman untuk bisa mengimplementasikan Ber-AKHLAK, caranya langsung diterapkan di tempat kerja," kata dia.
Baca juga: Kemenkes sebut empat kunci jaga kesehatan mental di tempat kerja
Sejumlah pejabat yang dilantik adalah Aji Muhawarman sebagai Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, melanjutkan tugas dan fungsi kepala biro sebelumnya, yakni Siti Nadia Tarmizi yang kini menjabat sebagai Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular.
Selain Aji Muhawarman, empat pejabat lain juga dilantik bersamaan, yaitu Yuli Farianti sebagai Sekretaris Konsil Kesehatan Indonesia, Kolegium Kesehatan Indonesia, dan Majelis Disiplin Profesi, Ina Agustina Isturini sebagai Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular.
Baca juga: Kemenkes luncurkan pedoman kerja baru bagi puskesmas
Kemudian, Budi Santoso sebagai Kepala Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat Banjarbaru dan Ratna Budi Hapsari sebagai Kepala Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan Medan.
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024
