Pemprov Kepri telah memberi insentif sebesar Rp5 juta untuk 1.467 posyandu se-Kepri. Semoga bantuan ini dapat menunjang posyandu mempercepat penurunan kasus stunting hingga ke pelosok desa/kelurahan

Tanjungpinang (ANTARA) - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Marlin Agustina menyoroti angka stunting di daerah itu yang mencapai angka 16,8 persen berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023.

Menurut data SKI, Kepri menempati posisi terendah kelima di Indonesia terkait kasus stunting, setelah Bali, Jambi, Riau, dan Lampung.

"Namun prevalensi stunting di Kepri mengalami kenaikan dari 15,4 persen pada 2022 menjadi 16,8 persen pada 2023," kata Marlin di Tanjungpinang, Sabtu.

Kenaikan angka ini, katanya, harus segera ditindak lanjuti bersama seluruh pemangku kepentingan terkait agar Kepri tetap berada di jalur yang benar dan mampu mencapai target prevalensi stunting 14 persen pada 2024.

Baca juga: Pemprov Kepri nyatakan perang lawan stunting

Oleh karena itu Marlin menekankan penguatan upaya pencegahan sekaligus penanganan stunting dari hulu ke hilir, yang dimulai dari kesiapan remaja menghadapi pernikahan, perawatan ibu hamil dan janinnya, serta perawatan ibu usai melahirkan dan bayinya.

"Kalau upaya ini bisa kita optimalkan, saya yakin target penurunan stunting 14 persen pada tahun 2024 dapat tercapai," ujarnya.

Marlin melanjutkan salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi kasus stunting ialah memaksimalkan kader posyandu yang tersebar di seluruh kabupaten/kota se-Kepri. Jumlahnya mencapai 10.229 orang.

Sebagai tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh, dan untuk masyarakat, menurut dia, keberadaan kader posyandu amat penting dalam mendukung pelaksanaan pelayanan kesehatan di seluruh siklus hidup, terutama mencegah stunting.

Baca juga: Berkolaborasi menangani stunting di ujung negeri Natuna-Kepri

"Diharapkan kader posyandu terus meningkatkan pengetahuan dan berbagi ilmunya kepada masyarakat sehingga terwujud masyarakat yang peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan,” ujar Marlin.

Ia menyebut kader posyandu harus proaktif menggerakkan orang tua untuk mengantarkan anaknya ke posyandu.

Selanjutnya melakukan penyuluhan tentang pola makan sehat dan mengolah makanan bergizi, lalu melakukan identifikasi anak berisiko stunting melalui penimbangan dan pengukuran tinggi badan secara rutin.

Selain itu memberikan edukasi tentang stunting dan langkah pencegahannya kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan pengasuh anak.

"Pemprov Kepri telah memberi insentif sebesar Rp5 juta untuk 1.467 posyandu se-Kepri. Semoga bantuan ini dapat menunjang posyandu mempercepat penurunan kasus stunting hingga ke pelosok desa/kelurahan," ucap Marlin.

Baca juga: BKKBN gandeng sosok inspiratif tekan kematian ibu dan bayi di Karimun

Pewarta: Ogen
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024