Jakarta (ANTARA) - Nezar Patria adalah sosok yang tidak asing di kalangan aktivis, jurnalis, hingga pemerintahan Indonesia saat ini.

Dengan rekam jejak panjang sebagai wartawan dan keterlibatannya yang aktif dalam gerakan reformasi, Nezar kini menjabat sebagai Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamen Kominfo) dalam kabinet Presiden Jokowi.

Namanya kembali mencuat saat agenda Prabowo bertemu para calon wakil menteri di rumahnya, Jalan Kertanegara, Jakarta pada Selasa (15/10), sosok Nezar Patria terlihat turut hadir dalam pertemuan tersebut.

Menjelang pelantikan Presiden RI 2024, Nezar mengatakan bahwa dirinya diarahkan oleh Prabowo membahas terkait bidang teknologi dan pengelolaan berbagai rintangannya di masa depan.

Baca juga: Profil Didit Herdiawan, pensiunan TNI AL santer masuk kabinet Prabowo

Sosok Nezar dianggap memiliki kemampuan dan pengalaman yang relevan, sehingga namanya pun menjadi pertimbangan untuk masuk dalam kabinet Prabowo.

Lantas, siapakah Nezar Patria? Mari simak profil dan latarbelakang calon wakil menteri yang akan menduduki posisi strategis pemerintahan Prabowo.

Profil Nezar Patria

Nezar Patria, pria kelahiran 5 Oktober 1970 merupakan putra daerah dari Aceh. Ayahnya, Sjamsul Kahar adalah seorang pemimpin umum media terbesar di Aceh yaitu Harian Serambi Indonesia, bagian grup media Kompas Gramedia.

Nezar menempuh pendidikan sarjana di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, di Fakultas Filsafat. Di sinilah kiprah aktivisnya dimulai, sebab ia bergabung dengan organisasi kemahasiswaan seperti Biro Pers Mahasiswa Fakultas Filsafat UGM, Jamaah Shalahuddin UGM, dan Kelompok studi Plaza Filsafat UGM.

Selain itu, Nezar pernah menjadi Sekretaris Jenderal Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID), salah satu organisasi mahasiswa yang melakukan perlawanan kuat terhadap Orde Baru saat tahun 1998.

Baca juga: Profil Eddy Hiariej, eks Wamenkumham yang hadiri panggilan Prabowo

Menjadi bagian dari organisasi tersebut, Nezar pun menjadi salah satu korban penculikan Aktivis 98 bersama tiga temannya. Kisahnya pun dibagikan dalam artikel yang berjudul "Di Kuil Penyiksaan Orde Baru" di majalah Tempo dan novel berjudul "Laut Bercerita" yang ditulis oleh rekannya, Leila Chudori.

Setelah menyelesaikan Sarjana di UGM, Nezar melanjutkan studinya di luar negeri. Nezar mengenyam pendidikan ke jenjang Magister jurusan Sejarah Hubungan Internasional di London School of Economics and Political Science (LSE).

Tidah berhenti sampai sana, Nezar masih terus menjalani pendidikannya hingga gelar Doktor. Beberapa gelar pendidikan yang berhasil ia raih yaitu gelar M.B.A di Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB tahun 2022, gelar Asean M.B.A di Graduate School of Business University Sains Malaysia tahun 2022 dan gelar doktor komunikasi di FISIPOL Universitas Gadjah Mada.

Nezar mengawali kariernya dalam dunia jurnalistik. Ia pernah bekerja menjadi wartawan Majalah Berita Mingguan di Tempo tahun 1999-2008.

Selesai mengemban tugas wartawan di Tempo, Nezar mendirikan portal berita Viva.co.id tahun 2008-2014 bersama teman seperjuangannya dan juga terpilih menjadi redaktur pelaksana.

Melihat berbagai kemampuannya, ia dipercayai menduduki jabatan sebagai wakil pemimpin redaksi CNN Indonesia tahun 2014-2014 dan pemimpin redaksi di The Jakarta Post tahun 2015-2020.

Baca juga: Thomas Djiwandono, calon wamen keuangan dalam kabinet Prabowo

Perjalanan panjangnya dalam dunia jurnalistik, hal ini mengantarkan dirinya menjabat sebagai Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dalam periode 2008-2011 dan Anggota Dewan Pers, Ketua Komisi Hubungan Antar lembaga tahun 2016-2019.

Tahun 2003, Nezar berhasil meraih penghargaan Journalism for Tolerance Prize dalam liputan investigasi kerusuhan Mei 1998 yang dimuat di Majalah Tempo. Acara tersebut diselenggarakan oleh International Federation of Journalist (IFJ) di Manila, Filipina.

Kemudian, Nezar juga menyelami bidang riset sebagai editor jurnal pemikiran sosial dan ekonomi Prisma (LP3ES).

Dalam bidang pemerintahan, Nezar pernah menjabat sebagai Staf Khusus V di Menteri BUMN tahun 2022 hingga 2023. Ia dipercayai menduduki posisi tersebut melihat pengalamannya yang pernah menjabat sebagai Direktur Kelembagaan PT Pos Indonesia (Persero) tahun 2020-2022 dan Komisaris Utama PT Dapensi Trio Usaha tahun 2021-2022.

Kemudian, pada 17 Juli 2023, Nezar dilantik oleh Presiden Jokowi masuk ke dalam kabinetnya dan sampai saat ini menjabat sebagai Wakil Menteri Kominfo yang mendampingi Menteri Kominfo, Budi Arie Setiadi.


Baca juga: Profil Gus Miftah, ulama nyentrik di bursa politik

Baca juga: Profil Mugiyanto, aktivis 1998 calon wamen kabinet baru

Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2024