Jakarta (ANTARA) - Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto memastikan dua prajurit TNI yang sempat luka-luka akibat serangan tank Merkava militer Israel ke arah posisi jaga pasukan perdamaian di Lebanon telah pulih dan kembali bertugas bersama satuannya di UNIFIL.
“Keduanya sudah sehat, sudah kembali ke satuan. Keduanya sudah bergabung lagi dengan induk pasukan. Sudah baik,” kata Panglima TNI menjawab pertanyaan mengenai situasi terkini prajurit TNI di Lebanon saat dia ditemui pada sela-sela kegiatannya di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Jumat.
Dua prajurit TNI pada minggu lalu (10/10) menjadi korban luka-luka serangan tank Merkava militer Israel (IDF) ke arah menara pengamatan (OP 14) di Markas UNIFIL, Naqoura, Lebanon Selatan. UNIFIL, Kementerian Luar Negeri, dan Pusat Penerangan TNI menyebut keduanya mengalami luka ringan dan langsung dirawat di rumah sakit. Dua prajurit TNI itu juga dalam keadaan normal dan kembali pulih.
UNIFIL dan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, selepas insiden itu, langsung mengecam serangan milier Israel yang mengancam keselamatan pasukan perdamaian PBB di Lebanon. UNIFIL dalam siaran resminya mengingatkan militer Israel segala bentuk serangan kepada pasukan perdamaian merupakan pelanggaran terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1701.
Menlu RI juga menyebut Indonesia tak akan gentar terhadap segala bentuk provokasi dan serangan militer Israel kepada pasukan perdamaian PBB di Lebanon. Indonesia sejauh ini merupakan negara yang paling banyak mengirimkan prajuritnya untuk bertugas bersama UNIFIL di Lebanon.
Sebanyak 1.000 lebih prajurit TNI saat ini bertugas bersama UNIFIL di berbagai satuan, termasuk di antaranya Maritime Task Force (MTF), Satgas Batalyon Mekanis TNI (INDOBATT), Satgas Pendukung Markas/Force Headquarter Support Unit (FHQSU), Satgas Indo Force Protection Company (FPC), Satgas Koordinasi Sipil-Militer/Civilian Military Coordination (CIMIC) TNI, Satgas Military Community Outreach Unit (MCOU), dan Satgas Level 2 Hospital.
Sebagian besar prajurit TNI yang tergabung dalam UNIFIL beroperasi di darat, sedangkan Satgas MTF menjalankan tugasnya di laut.
Lebanon, tepatnya di sekitar perbatasan Blue Line dan di beberapa daerah di Lebanon Selatan serta pusat kota di Beirut, menjadi sasaran serangan udara dan invasi darat militer Israel setidaknya sejak awal Oktober. Israel berdalih serangan itu ditujukan untuk kelompok Hizbullah yang bermarkas di Lebanon.
Terlepas dari alasan itu, UNIFIL dalam siaran resminya menyebut militer Israel kerap menyerang ke arah posisi jaga pasukan perdamaian PBB, termasuk yang terakhir di dekat daerah Kafer Kela, Lebanon Selatan, Rabu (16/10).
Baca juga: TNI pastikan KRI Diponegoro tetap patroli di Beirut bersama MTF UNIFIL
Baca juga: PBB: Serangan Israel terhadap UNIFIL 'dapat dianggap kejahatan perang'
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2024