Usai pilpres nanti perbedaan ini akan menjadikan kembali persaudaraan yang erat antara sesama purnawirawan."
Bandung (ANTARA News) - Mantan Danjen Kopasus Jenderal (Purn) Agum Gumelar menyatakan perbedaan kelompok dalam pemilihan presiden (pilpres) 2014 merupakan bagian demokrasi yang sedang berlangsung di Indonesia.
"Ini demokrasi, jadi saya melihat perbedaan ini sebagai sebuah alam demokrasi," kata Agum usai menghadiri Deklarasi Komunitas Akademisi Lintas Perguruan Tinggi se-Jabar di Kota Bandung, Selasa.
Ia menuturkan perbedaan itu bukan hanya terjadi di kalangan sipil, tetapi di kalangan antara purnawirawan TNI dan Polri yang terkelompok mendukung calon presiden/wakil presiden Prabowo-Hatta maupun Jokowi-JK.
Namun perbedaan di institusi TNI dan Polri itu, kata dia tidak dapat dipecahbelahkan, karena perbedaan dalam menentukan pilihan calon pemimpin merupakan hak setiap warga negara Indonesia.
"Tidak boleh pecah itu TNI dan Polri, kami punya sikap politik karena kami sudah menjadi warga sipil dan sama dengan warga sipil lainnya," kata Agum.
Menurut dia perbedaan purnawirawan pada dua institusi itu akan selesai setelah Pilpres, selanjutnya kembali bersatu membangun kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia.
"Usai pilpres nanti perbedaan ini akan menjadikan kembali persaudaraan yang erat antara sesama purnawirawan," katanya.
Menurut dia, pilpres merupakan konteks pesta demokrasi yang secara bersama-sama harus disukseskan bukan memunculkan permusuhan.
"Saya rasa yang disana itu (pendukung Prabowo-Hatta) sahabat saya semua," kata Agum.
Sementara itu Deklarasi Komunitas Akademisi Lintas Perguruan Tinggi se-Jabar itu untuk mendukung program Revolusi Mental Jokowi-JK.
Pemilu 2014 diikuti dua pasang kandidat, yaitu Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK. Prabowo-Hatta didukung enam partai, Jokowi-JK didukung lima partai. (*)
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014