Jakarta (ANTARA) - Mantan Sekretaris Jenderal Partai Golongan Karya (Golkar), Lodewijk F Paulus diundang oleh Prabowo Subianto ke kediamannya di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, pada Selasa (15/10). Pemanggilan itu berkaitan dengan penyusunan calon wakil menteri untuk kabinet baru Prabowo Subianto pada pemerintahan lima tahun kedepan.

Selain Sekjen Partai Golkar, Lodewijk F Paulus juga merupakan purnawirawan Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bidang Politik dan Keamanan periode 2019 hingga 2024.

Bagaimana profil Lodewijk F Paulus selengkapnya? simak ulasan berikut ini

Profil Lodewijk F Paulus

Lodewijk Freidrich Paulus atau yang lebih dikenal dengan nama Lodewijk F. Paulus, adalah seorang tokoh militer dan politikus Indonesia dengan latar belakang yang mengesankan.

Sebagai salah satu perwira tinggi di Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat, ia telah menempuh perjalanan panjang dalam karier militernya sebelum beralih ke panggung politik.

Latar belakang dan pendidikan

Lodewijk F. Paulus lahir pada 27 Juli 1957 di Manado, Sulawesi Utara. Sejak usia muda, ia telah menunjukkan minat dan komitmen yang kuat terhadap disiplin dan tanggung jawab yang akhirnya membawanya bergabung dengan TNI Angkatan Darat.

Pendidikan militernya dimulai dengan mengikuti Akademi Militer (Akmil) di Magelang, di mana ia lulus pada tahun 1981. Seiring waktu, ia terus meningkatkan kemampuannya dengan mengikuti berbagai pelatihan dan pendidikan militer lanjutan, baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Karier Militer

​​​​​​​Lodewijk F. Paulus dikenal sebagai salah satu prajurit yang cemerlang dalam kariernya di TNI AD. Dalam perjalanannya, ia menempati berbagai posisi strategis, termasuk di dalam pasukan elite Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Kiprahnya di Kopassus tidak hanya mencerminkan kemampuannya dalam operasi khusus, tetapi juga kepemimpinan yang tangguh dan profesionalisme tinggi.

Puncak karier militer Lodewijk terjadi ketika ia diangkat menjadi Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus pada tahun 2009, menggantikan Pramono Edhie Wibowo. Jabatan tersebut secara resmi diserahkan kepada Paulus dalam upacara yang dilangsungkan di Markas Komando Kopassus pada tanggal 4 Desember 2009.

Pangkat Paulus kemudian dinaikkan menjadi mayor jenderal dua minggu setelah serah terima jabatan. Ia menjabat hingga 15 September 2011 sebelum akhirnya digantikan oleh Wisnu Bawa Tenaya.

Jabatan ini merupakan bukti kepercayaan yang diberikan kepadanya oleh pimpinan TNI dan negara atas dedikasi dan kompetensinya.

Setelah itu, ia ditunjuk sebagai Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) I/Bukit Barisan pada tahun 2011, dirinya juga memainkan peran penting dalam mengamankan perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2012 yang berlangsung di Riau.

Kinerjanya yang baik dalam tugas ini kemudian membawanya pada promosi jabatan sebagai Komandan Komando Pembina Doktrin Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat (Dankodiklat AD) pada 2013. Di posisi tersebut, ia juga dipercaya memimpin pengamanan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2013.

Lodewijk mengakhiri pengabdian militernya pada 25 Juli 2015, setelah pensiun dari TNI. Tak lama setelahnya, ia terjun ke dunia politik dengan bergabung ke Partai Golkar.

Pada bulan September 2016, ia dipercaya memimpin Partai Golkar di Provinsi Lampung sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD).

Karier politik

Setelah pensiun dari militer, Lodewijk F. Paulus tidak berhenti untuk terus mengabdi kepada negara. Ia kemudian terjun ke dunia politik dan bergabung dengan Partai Golongan Karya (Golkar), salah satu partai politik besar di Indonesia. Dalam partai tersebut, ia menduduki berbagai posisi penting, termasuk Sekretaris Jenderal Partai Golkar.

Namun, penunjukkannya menjadi perhatian karena melenceng dari AD/ART partai yang mewajibkan pengurus harus menjadi kader minimal lima tahun.

Setelah Airlangga Hartanto mengundurkan diri sebagai Ketua Umum Partai Golkar, Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar ke-11 digelar, dan Bahlil Lahadalia terpilih sebagai Ketua Umum baru. Hal ini berimbas pada pencopotan Lodewijk dari jabatannya yang digantikan oleh M Sarmuji.

Pada tahun 2021, ia diangkat sebagai Wakil Ketua DPR RI, menggantikan posisi Azis Syamsuddin yang terkena kasus korupsi sebagai Wakil Ketua DPR Bidang Politik dan Keamanan. Jabatan ini menempatkan Lodewijk dalam peran sentral dalam proses legislasi dan pengawasan terhadap pemerintahan.

Namun, dalam Pileg 2024, Lodewijk F Paulus tidak berhasil mempertahankan kursinya di DPR.

Dedikasi dan kontribusi

Perjalanan hidup Lodewijk F. Paulus menunjukkan perpaduan antara pengabdian militer dan politik. Sepanjang kariernya, ia selalu menempatkan kepentingan negara di atas segalanya.

Dedikasinya dalam menjaga keamanan nasional selama menjabat di TNI, serta komitmennya dalam memperkuat demokrasi di Indonesia melalui perannya di DPR, menjadikannya salah satu tokoh penting dalam sejarah politik dan militer Indonesia.


Baca juga: Profil Gus Miftah, ulama nyentrik di bursa politik

Baca juga: Profil Raffi Ahmad, dari panggung hiburan ke panggung politik

Baca juga: Profil Mugiyanto, aktivis 1998 calon wamen kabinet baru

Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024