Jakarta (ANTARA) - Majelis Hukama Muslimin (MHM) kembali membuka Paviliun Iman pada Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP29), di Baku, Azerbaijan, pada November 2024.

Sekretaris Jenderal MHM Konselor Mohamed Abdelsalam mengatakan Paviliun Iman akan memainkan peran penting dalam COP29, khususnya dalam merespons tantangan perubahan iklim.

"Paviliun Iman sekali lagi akan menyatukan koalisi beragam yang terdiri dari 97 organisasi yang mewakili 11 agama dan sekte yang berbeda. Kerja sama kolektif ini akan menawarkan perspektif moral dan etika yang unik untuk meningkatkan aksi iklim," ujar Mohamed Abdelsalam dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Paviliun Iman di COP29, diselenggarakan bersama oleh MHM dan Koalisi Paviliun Iman. Gelaran ini merupakan kelanjutan dari inisiatif lintas agama yang dimulai di COP28 di Dubai, UEA. Kegiatan itu bertujuan menanamkan perspektif moral dan etika ke dalam diskusi iklim global.

Baca juga: MHM: Pameran buku sarana strategis promosikan perdamaian & toleransi

Baca juga: Lukman Hakim: Agama dan budaya jadi satu-kesatuan meski ada perbedaan


Abdelsalam optimistis akan peran MHM dalam Paviliun Iman mengingat keberhasilan di edisi perdana pada COP28. Saat itu, partisipasi global terhadap Paviliun Iman sangat luas hingga mendapat pengakuan internasional.

Paviliun Iman akan menyatukan kembali koalisi global untuk memberikan wawasan agama dan moral tentang penguatan upaya iklim melalui program yang komprehensif, termasuk lebih dari 40 sesi diskusi yang mengeksplorasi integrasi spiritualitas dan etika ke dalam aksi iklim.

"Paviliun Iman di COP29 bertujuan menjembatani kesenjangan antara pendekatan spiritual, ilmiah, dan berbasis kebijakan dengan mendorong kolaborasi di antara organisasi yang berpartisipasi, para pemimpin agama, ilmuwan, dan pembuat kebijakan," kata dia.

Diskusi akan membahas pemulihan akar spiritual untuk mengatasi krisis iklim, mengeksplorasi dampak non-ekonomi dari perubahan iklim melalui perspektif agama. Lalu, membina kemitraan untuk adaptasi iklim dan memanfaatkan kearifan adat dan antaragama.

Di COP29, Paviliun Iman juga akan mengeksplorasi topik lain yang terkait dengan gaya hidup berkelanjutan, desa ekologi yang terinspirasi oleh agama, pembiayaan iklim yang inovatif, dan dialog antargenerasi.

Paviliun Iman juga akan menyoroti prinsip-prinsip yang diuraikan dalam "Panggilan Hati Nurani: Pernyataan Bersama Abu Dhabi untuk Iklim," dalam kerangka kerja interaktif yang akan menjadikan Paviliun Iman sebagai pusat ide-ide transformatif dan solusi kolaboratif.

Konselor Mohamed Abdelsalam menggarisbawahi kebutuhan mendesak bagi tindakan iklim untuk mengadopsi solusi inovatif yang didasarkan pada nilai etika dan pengetahuan ilmiah.

Ia menekankan peran penting yang dimainkan oleh para pemimpin agama dan intelektual sebagai suara moral yang kuat yang mampu membimbing individu dan komunitas untuk merangkul prinsip-prinsip keadilan dan keberlanjutan.

"Paviliun ini juga akan berupaya mengatasi tantangan potensial dan meningkatkan efektivitas advokasi iklim yang didorong oleh agama. Semangat kolaboratif ini akan sangat penting dalam memastikan bahwa suara komunitas agama terintegrasi secara bermakna ke dalam kebijakan iklim global," kata dia.*

Baca juga: MHM gelar diskusi peran agama dalam merawat lingkungan di IBF 2024

Baca juga: NU dan Muhammadiyah berbagi kisah dalam upayanya wujudkan perdamaian

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024