Sejauh ini upaya pemadaman kebakaran lahan masih terus dilakukan baik melalui jalur darat maupun udara.
Pekanbaru (ANTARA News) - Satelit Modis Terra dan Aqua pada Minggu (22/6) sore mendeteksi 109 titik panas (hotspot) di daratan Provinsi Riau, jumlah ini meningkat dibandingkan sebelumnya yang hanya 61 titik.

"Sejauh ini upaya pemadaman kebakaran lahan masih terus dilakukan baik melalui jalur darat maupun udara. Hujan buatan juga menjadi yang utama agar dapat menghasilkan hujan di suatu wilayah rawan kebakaran hutan dan lahan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Saiq Saqlul Amri, kepada pers lewat pesan elektronik yang diterima, Senin siang.

Titik panas merupakan hasil pendeteksian satelit yang patut diduga sebagai peristiwa kebakaran hutan dan lahan.


Sebanyak 109 titik panas tersebut menurut catatan BPBD Riau tersebar di sejumlah wilayah kabupaten/kota di Riau. Terbanyak berada di Kabupaten Rokan Hilir yakni mencapai 43 titik dan di Bengkalis mencapai 15 titik.

Kemudian Satelit Terra dan Aqua juga merekam keberadaan "hotspot" di Kota Dumai yakni 12 titik dan di Kabupaten Siak sebanyak 11 titik. Sementara di Kabupaten Pelalawan ada sebanyak 10 titik panas, Kampar juga 10, dan Rokan Hulu sebanyak 5 titik, Kuantan Singingi dua titik, terakhir di Meranti hanya satu titik.

Berdasarkan rekaman Satelit Terra dan Aqua, Kabupaten Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, dan Pekanbaru masih nihil "hotspot".

Berbeda dengan Satelit NOAA 18, dihari yang sama hanya merekam keberadaan 60 titik panas di daratan Provinsi Riau. Terbanyak tetap berada di Kabupaten Rokan Hilir yakni 27 titik, Dumai (7 titik), Indragiri Hulu (6), Bengkalis (5), Kuantan Singingi (4), Kampar (4), Rokan Hulur (3), Pelalawan (2), Siak (2).


(KR-FZR)

Pewarta: Fazar Muhardi
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014