Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi X DPR RI Himmatul Aliyah mengatakan bahwa budaya luar yang begitu deras masuk ke Indonesia berpotensi mempengaruhi pemikiran masyarakat.

“Sehingga mungkin saja musik-musik dan film-film (luar) itu juga turut mempengaruhi pola pikir masyarakat Indonesia,” katanya di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, jauh sebelum budaya Korea Selatan yang banyak digandrungi masyarakat dari kalangan anak muda dewasa ini, Indonesia lebih dahulu sudah "dijajah" oleh kebudayaan India dan juga Amerika melalui film dan juga musik-musiknya.

Masyarakat pada saat itu sangat menggemari kebudayaan India dan juga Amerika melalui film-film fenomenalnya yang banyak menghiasi studio-studio bioskop tanah air.

“Mungkin kita ingat bahwa pengaruh budaya Barat sedemikian kuat di masa kecil kita karena film-film Barat merajai Indonesia, terutama film-film Hollywood. Kemudian juga kita pernah juga 'dijajah' oleh film India,” jelas dia.

Keberhasilan negara luar dalam mendistribusikan pengaruh budaya mereka membuat pemerintah yang membidangi kebudayaan harus dapat merefleksikan kiat-kiat tersebut.

Menurut dia, budaya terkait manfaat ekonominya juga tidak main-main pengaruhnya. Dia mencontohkan bahwa artis Korea Selatan saat ini memiliki pengaruh besar untuk berbagai merek dagang.

“Bagaimana Korea sangat berhasil menjual budaya sedemikian rupa sehingga bisa mempengaruhi dunia. Contoh kecil yang terkait dengan ekonomi, misalnya, terdapat satu bungkus makanan siap saji, ketika dilabeli artis Korea, itu harga per bungkusnya bisa naik tinggi,” tegas dia.

Karena itu ia berharap kementerian baru yang fokus membidangi kebudayaan di masa kepemimpinan Prabowo Subianto dapat memberikan pengaruh yang besar untuk kebudayaan tanah air.

Baca juga: Anggota DPR RI bersyukur ada kementerian yang fokus dengan kebudayaan
Baca juga: Keberadaan Kementerian Kebudayaan bakal pacu nilai ekonomi masyarakat

Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024