Makanya kita harus membuat sertifikasi sendiri, jangan sampai dari luar
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid menyebut Indonesia memiliki potensi bisnis berkelanjutan yang sangat luas mulai dari energi baru terbarukan (EBT), carbon capture, kendaraan listrik hingga biodiversitas.

Arsjad mengatakan cakupan bisnis hijau di Indonesia sangat luas dan sebagian besar belum tergarap maksimal, seperti geo thermal, pembangkit listrik tenaga air hingga energi surya.

"Kalau dibilang potensi, salah satunya itu green dalam konteks energi, belum transisi energinya dari sisi misalnya tadi carbon capture yang ada di rumah kita, belum lagi kendaraan listrik. Itu semua sustainable business," ujar Arsjad di Jakarta, Kamis.

Guna memaksimalkan potensi tersebut, kata Arsjad, Indonesia harus memiliki sertifikasi sendiri untuk sektor energi hijau.

Baca juga: Kadin usulkan tujuh kebijakan mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen

Baca juga: Kadin sebut keamanan siber penting agar ekonomi RI tumbuh 8 persen


Menurut Arsjad, selama ini sertifikasi untuk penggunaan energi hijau masih berasal dari luar negeri.

"Makanya kita harus membuat sertifikasi sendiri, jangan sampai dari luar. Kenapa bukan kita yang melakukannya, kenapa enggak prosesnya kita yang melakukan, hal-hal ini kan penting," ucap Arsjad.

Lebih lanjut, Arsjad juga mengatakan bahwa Indonesia harus menciptakan pasar untuk energi hijau, sehingga sumber daya alam yang sudah dimiliki dapat dimanfaatkan dengan maksimal.

"Harus dibuat pasarnya, pasar karbon gimana, kita juga harus menjalin kerja sama dengan yang the largest biodiversity itu, Brasil. Kita di sini kan yang kedua, bagaimana kita me-link antara sana dan sini," katanya.

Baca juga: Kadin resmikan Asosiasi Digitalisasi dan Kemanan Siber Indonesia

Baca juga: Kadin: Dunia usaha harap kabinet Prabowo-Gibran jauh dari ego sektoral

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024