Kuala Lumpur (ANTARA) - Forum Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Filipina Kawasan Pertumbuhan ASEAN Timur (BIMP EAGA) perlu memprioritaskan pembangunan infrastruktur sektor transportasi, khususnya konektivitas udara untuk mendorong kerja sama ekonomi subregional, kata Konsul RI Tawau Aris Heru Utomo.

Aris melalui keterangan tertulisnya di Kuala Lumpur, Kamis, mengatakan, prioritas pembangunan infrastruktur transportasi di kawasan-kawasan perbatasan seperti di Tarakan, Sebatik dan Nunukan, wilayah Kalimantan Utara dengan Lahad Datu, Tawau dan Kalabakan di wilayah Sabah, sangat penting untuk membuka konektivitas.

Meski, sudah ada konektivitas laut antara Tarakan di Kalimantan Utara, Indonesia, dengan Tawau di Sabah, Malaysia, namun, menurut dia, masih belum cukup untuk mendorong peningkatan kerja sama ekonomi dan pembangunan di kedua wilayah.

Dengan melihat perkembangan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur, ia juga mengatakan perlu ada pertimbangan untuk membuka jalur penerbangan antara Balikpapan dengan Tawau.

Jalur penerbangan lain antara Makassar di Sulawesi Selatan dengan Tawau juga, menurut dia, memiliki potensi ekonomi yang besar mengingat banyaknya masyarakat di Sabah, khususnya Tawau, yang ternyata berasal dari suku-suku di provinsi tersebut.

Aris yang sedang menjadi salah satu delegasi Indonesia di Senior Official Meeting (SOM) dan Ministerial Meeting BIMP EAGA ke-27 yang berlangsung di Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia, mengatakan berharap forum itu dapat mendorong dibukanya kembali konektivitas udara yang sempat menghubungkan Tarakan dengan Tawau sebelum pandemi COVID-19, selain juga adanya rute-rute baru dengan tentu mempertimbangkan aspek keekonomian.

Dalam hal konektivitas darat khususnya antara Kalimantan Utara dengan Sabah, ia mengatakan, penyelesaian pembangunan infrastruktur jalan raya dan segala sarana pendukungnya yang menghubungkan Sei Menggaris di Kabupaten Nunukan, Indonesia dengan Serudong di Distrik Kalabakan, Malaysia, yang melewati titik A708 dapat segera diselesaikan dalam waktu yang tidak terlalu lama.

BIMP-EAGA merupakan salah satu bentuk kerja sama ekonomi subregional yang ada sejak 1994. Tujuan utama forum itu untuk meningkatkan percepatan pembangunan sosial ekonomi di daerah-daerah yang kurang berkembang, terpinggirkan dan terpencil secara geografis di ke empat negara, yakni Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Filipina.

Keberadaan forum itu sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk memperkecil kesenjangan pembangunan di subregional ASEAN Timur.

Baca juga: Indonesia dan anggota ASEAN bahas kolaborasi ekonomi biru BIMP-IMT
Baca juga: Dalam forum BIMP-EAGA, RI sebut saat ini waktu punya peran krusial
Baca juga: BIMP-EAGA Ministerial Retreat bahas pengambangan koridor ekonomi

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024