Bangkok (ANTARA) - Bank sentral Thailand memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin pada Rabu (16/10), menandai pemangkasan pertama dalam lebih dari empat tahun sekaligus langkah yang telah lama didorong oleh pemerintah untuk menopang perekonomian yang lesu.

Komite kebijakan moneter Bank of Thailand memutuskan untuk memangkas suku bunga pembelian kembali satu hari menjadi 2,25 persen, usai dinaikkan ke level tertinggi dalam satu dekade, yakni 2,5 persen sejak September 2023.

Keputusan itu diambil mengingat inflasi utama di negara Asia Tenggara tersebut masih tercatat lebih rendah di level bawah kisaran target 1 persen hingga 3 persen dan diperkirakan akan kembali secara bertahap ke rentang target itu pada akhir 2024, ungkap bank sentral tersebut dalam sebuah pernyataan.

Sekretaris Komite Kebijakan Moneter Bank of Thailand Sakkapop Panyanukul menyampaikan bahwa mayoritas anggota memilih untuk memangkas suku bunga kebijakan itu untuk meringankan beban utang para debitur.

Dia menambahkan bahwa suku bunga kebijakan yang lebih rendah tidak akan membatasi pelepasan (deleveraging) utang mengingat perlambatan pertumbuhan pinjaman yang telah diantisipasi dan akan tetap netral serta selaras dengan potensi perekonomian negara itu.

Namun pemulihan tidak berjalan merata di semua sektor, dengan hambatan struktural memberikan tekanan pada ekspor barang, produksi manufaktur, dan usaha kecil dan menengah (UKM).

Perekonomian Thailand diprediksi tumbuh pada tingkat yang sama dengan perkiraan sebelumnya, dengan proyeksi 2,7 persen pada 2024 dan 2,9 persen pada 2025. Menurut Sakkapop, pertumbuhan itu didorong oleh sektor pariwisata yang sangat penting, konsumsi swasta yang ditopang oleh berbagai langkah stimulus pemerintah, dan peningkatan ekspor mengingat tingginya permintaan terhadap barang elektronik.

Inflasi utama diperkirakan akan bertahan di angka 0,5 persen pada 2024 mengingat harga pangan mentah diprediksi naik akibat kondisi cuaca yang tidak menentu, sementara harga energi kemungkinan akan naik akibat efek basis (base effect).

Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2024