Jakarta (ANTARA News) - Calon presiden Prabowo Subianto menyatakan cermin politik luar negeri Indonesia adalah kondisi dalam negeri sendiri.

"Kondisi dalam negeri, rakyat miskin, ketidakpuasan, peluru kurang, pesawat kurang, kalau demikian kita tidak punya wibawa," katanya dalam sesi kedua penajaman dari visi dan misi dalam acara debat capres bertemakan Politik Internasional dan Ketahanan Nasional yang dimoderatori Prof Hikmahanto Juwana, di Jakarta, Minggu.

Kemudian terkait dengan kekayaan nasional Indonesia, kata dia, seluruh kekayaan milik bangsa Indonesia baik itu di dalam bumi, permukaan bumi, laut dan darat, harus diamankan.

"Terlalu banyak bocor mengalir ke luar negeri, seperti bauksit untuk alumunium golondongan, kita mengimpornya, katanya.

Prabowo Subianto menegaskan tidak akan sejengkal pun wilayah Indonesia akan lepas karena kita mencintai Tanah Air.

"Tidak setitik jengkal pun (wilayah) Indonesia akan lepas," katanya dalam acara debat capres bertemakan

Politik Internasional dan Ketahanan Nasional yang dimoderatori Prof Hikmahanto Juwana, di Jakarta, Minggu.

Kendati demikian, kata dia, bukan berarti dirinya tidak mau berhubungan dengan negara luar.

"Seribu kawan terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak," katanya.

Ia menambahkan sebelum politik internasional dirinya akan terus menerus mengamankan kekuatan nasional dan kekayaan nasional terlebih dahulu.

"Karena politik luar negeri itu cermin kondisi dalam negeri," katanya.

Hal tersebut mengingat kondisi geografis Indonesia yang unik dan strategis yakni berada di dua benua dan dua samudera, hingga perdagangan akan melewati Indonesia dan banyak negara tergantung pada Indonesia.

"Ini fundamental," katanya.

Pemilu Presiden 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, yakni pasangan nomor urut satu Prabowo Subianto- Hatta Rajasa (Prabowo-Hatta) dan pasangan nomor urut dua Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK).

(R021/H009)

Pewarta: Riza Fahriza
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014