Pekalongan (ANTARA News) - Sedikitnya 23 lokasi di jalur Pantura Keresidenan Pekalongan rawan kemacetan arus lalu lintas sehingga pengguna jalan diimbau waspada ketika mengendarai kendaraannya. Kapolwil Pekalongan, Kombes Drs. H. Manahan Daulay didampingi Kasubaglantas, Kompol Untung Widiatmoko di Pekalongan, Senin, mengatakan, guna mengantisipasi sejumlah tempat rawan kemacetan itu, pihaknya telah menentukan beberapa langkah seperti melakukan penjagaan, pengaturan, dan pengawasan lalu lintas di jalur tersebut. "Polisi akan selalu siap menjaga dan mengamankan lokasi-lokasi yang dianggap rawan kemacetan," katanya. Ke-23 lokasi rawan kemacetan tersebut yaitu di jalur Pantura Brebes ada enam lokasi (Jalan Raya Limbangan, Bulakamba, Losari, Larangan, Bumiayu, dan Ketanggungan), Slawi ada dua lokasi (Objek Wisata Purwahamba Indah dan Pasar Suradadi), Kota Tegal tiga lokasi (sepanjang Jln. MT. Haryono sampai Jln. Sutoyo, sepanjang Jln. A.Yani hingga KH Mansyur, dan Jalan Semeru sampai Depan Stasiun KA). Sedangkan rawan kemacetan juga terjadi di Kabupaten Pemalang ada enam lokasi (perempatan Jalan Ulujami, Pertigaan Comal, Jln. Singkarang, Jln. Lingkar Utara, dan Pertigaan Taman), Kabupaten Pekalongan ada satu lokasi (Jln. Wiradesa), dan Kabupaten Batang ada empat lokasi yaitu di Jln. raya Gringsing, Clapar-Subah, Jln. Sudirman, dan Jln. Raya Subah). Menurut dia, kerawanan kemacetan arus mudik di jalur Pantura ini secara umum disebabkan adanya pasar tumpah dimana para pedagangnya cenderung berjualan di pinggir jalan raya, padahal saat itu arus lalu lintas tergolong cukup padat. "Keadaan itu apabila tidak segera ditertibkan maka otomatis dapat menimbulkan kemacetan," ujarnya. Selain itu, lanjut dia, penyempitan jalan di jalur Pantura juga merupakan salah satu kerawanan timbulnya kemacetan, sebab dengan padatnya arus mudik Lebaran 2006, akan terjadi kesemrawutan arus kendaraan dari dua arah. "Untuk menghindari adanya kemacetan ini, kami imbau agar pengemudi lebih bersabar saat terjadi kepadatan arus lalu lintas," katanya. (*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006