"Siapapun yang akan menjadi Presiden Indonesia berikutnya, ia harus bersaing dengan pencapaian diplomasi Presiden SBY. Walau bagaimanapun, Presiden SBY merupakan orang ketiga yang dijuluki Global Statesman oleh World Economic Forum di Asia Timur," kata seorang dosen, Minggu siang.
Staf pengajar Ilmu Hubungan Internasional Universitas Slamet Riyadi dan kandidat PhD dari Newcastle University, Inggris, Ganjar Widhiyoga, berpendapat bahwa politik internasional kini ditandai oleh penguatan jejaring para aktor lintas negara dan bangsa.
Sebagai negara yang bermain di politik internasional untuk isu-isu antara lain kerja sama ekonomi, lingkungan hidup, keamanan dan buruh migran, pemimpin Indonesia harus dapat menemukan titik temu kepentingan dalam negeri dan kepentingan komunitas dunia internasional.
"Presiden Indonesia berikutnya harus menghadapi tantangan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional serta kawasan. Terkait Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang mulai berlaku tahun 2015, kedua kandidat belum berbicara gamblang tentang strategi mereka menjaga pertumbuhan ekonomi sambil mempertahankan stabilitas keamanan," ujarnya.
Dalam debat malam nanti, para capres diberikan kesempatan yang sama untuk memaparkan strategi mereka menjaga keutuhan negeri, tentang bagaimana mereka akan menyikapi aksi separatisme di Papua, misalnya.
"Menarik juga untuk didengar nanti bila mereka membahas isu sensitif kita dengan Australia soal pencari suaka, tentang rencana belanja pertahanan kita, atau strategi pengamanan laut," kata dia.
Debat akan digelar di Hotel Holiday Inn, Jakarta Utara. Capres dengan nomor urut satu Prabowo Subianto dan capres dengan nomor urut dua Joko Widodo akan kembali dipertemukan untuk beradu visi dan misi ketahanan nasional dan politik internasional.
Debat capres pertama dengan topik pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial telah dilaksanakan pada 15 Juni 2014. Sementara debat capres-cawapres pertama telah dilaksanakan pada 9 Juni 2014 dengan tema pembangunan, demokrasi, pemerintah yang bersih dan negara hukum.
Pewarta: Ella Syafputri
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014