Jakarta (ANTARA News) - Para calon presiden harus bisa menampilkan program untuk kemandirian pengadaan alat utama sistem pertahanan (alutsista) dalam debat ketiga yang digelar malam ini, kata pakar komunikasi politik Universitas Indonesia Ari Junaedi.
"Yang perlu ditekankan oleh para capres dalam debat nanti adalah program yang jelas untuk kemandirian dalam pengadaan alutsista bagi ketahanan nasional," ujar Ari saat dihubungi di Jakarta, Minggu, menanggapi debat capres yang mengangkat tema "Politik Internasional dan Ketahanan Nasional".
Menurut dia, program kemandirian alutsista sangat diperlukan Indonesia mengingat sekitar 70 persen alutsista nasional didatangkan dari negara-negara barat. Oleh karena itu, kata Ari, setiap capres harus menunjukkan kepedulian nyata melalui visi-misi programnya terhadap pengembangan alutsista dalam negeri.
Ia mengatakan kedua capres, Prabowo Subianto dan Joko Widodo sebenarnya mempunyai visi-misi yang sama sehubungan dengan pemenuhan alutsista yang memadai.
"Bedanya, Jokowi lebih menitikberatkan pada kekuatan pertahanan laut mengingat Indonesia adalah negara maritim," ujarnya.
Sementara Prabowo, menurut dia, lebih menekankan kekuatan pertahanan darat, yang terkait dengan latar belakang militernya di Angkatan Darat.
Namun, ia menilai pertahanan wilayah laut yang saat ini perlu menjadi perhatian.
"Harus diakui sebagian besar wilayah Indonesia kan berupa laut, dan (pertahanan) kita memang lebih banyak kecolongan di wilayah laut," ujarnya.
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014