Yang dipanggil kemarin delapan, tetapi nggak tahu nanti jadinya
Jakarta (ANTARA) -
Sekretaris Jenderal Partai Golkar Muhammad Sarmuji optimistis kader dari partai berlambang pohon beringin itu akan mendapat delapan kursi menteri pada kabinet pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Sarmuji yang ditemui di Jakarta, Kamis, menyampaikan hal itu karena melihat ada delapan kader Partai Golkar yang sudah dipanggil Prabowo.

Pada Senin (14/10), sejumlah tokoh yang digadang-gadang menjadi calon menteri dipanggil ke kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta.

"Kan bisa dihitung itu, yang kemarin datang sudah bisa dihitung itu," kata Sarmuji di Kompleks Parlemen, Jakarta.

Baca juga: Soal jatah menteri, Ketum Golkar: Kami serahkan kepada Pak Prabowo

Ia pun yakin delapan orang kader Golkar yang dipanggil Presiden Terpilih Prabowo Subianto itu akan menjadi menteri. Walaupun demikian, hal itu akan resmi ditetapkan setelah pelantikan presiden dan wakil presiden pada 20 Oktober mendatang.

"Yang dipanggil kemarin delapan, tetapi nggak tahu nanti jadinya. Kalau yang dipanggil kemarin itu sepertinya akan jadi seperti itu. Sepertinya," kata anggota DPR RI tersebut.

Delapan kader Partai Golkar yang sudah dipanggil Prabowo adalah Bahlil Lahadalia (Ketua Umum Partai Golkar), Airlangga Hartarto, Agus Gumiwang Kartasasmita, Nusron Wahid, Meutya Hafid, Dito Ariotedjo, Maman Abdurrahman, dan Wihaji.

Selain itu, para kader Partai Golkar yang menjadi calon menteri itu juga sudah mengikuti agenda pembekalan di kediaman Prabowo Subianto, kawasan Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/10), kecuali Bahlil Lahadalia yang tidak hadir karena menghadiri ujian disertasi program doktornya di Universitas Indonesia.

Baca juga: Golkar bantah "tukar guling" kursi Ketua MPR dengan jatah menteri
Baca juga: Bahlil beri sinyal posisi menteri yang dia tempati di kabinet Prabowo
​​​​​​​
Baca juga: Golkar benarkan Meutya masuk daftar usulan kabinet Prabowo-Gibran

Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2024