Berlin (ANTARA) - Ketua Fraksi Parlemen Federal dari partai sayap kanan Alternatif untuk Jerman (AfD) Tino Chrupalla pada Rabu (16/10) mengkritik tajam Kanselir Olaf Scholz karena terus memberikan dukungan militer kepada Israel.

Chrupalla menyatakan bahwa dengan memasok senjata ke Israel, Scholz pada dasarnya membiarkan tewasnya semua korban sipil di kedua belah pihak.

Dia berpendapat bahwa alih-alih berkontribusi pada de-eskalasi, tindakan dukungan militer kepada Israel ini justru memperburuk konflik.

Chrupalla menyoroti bahwa Pemerintah Jerman percaya mereka dapat menyelesaikan konflik di Timur Tengah melalui pengiriman senjata.

Selain itu, dia menegaskan bahwa senjata Jerman seharusnya tidak diberikan kepada pihak yang sedang berperang.

Dia menekankan pentingnya melindungi rakyat di wilayah tersebut dan menyatakan bahwa sudah waktunya untuk mengadakan dialog kritis dan objektif dengan Israel.

Politisi tersebut lebih lanjut mencatat bahwa tujuan bersama di wilayah itu haruslah perdamaian dan solusi dua negara, seraya menunjukkan bahwa serangan terbaru terhadap Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) sekali lagi menunjukkan bahwa situasi semakin tidak terkendali.

Sebelumnya dalam pidatonya di hadapan anggota parlemen Jerman, Scholz menyalahkan Hamas atas konflik tersebut dan mengatakan bahwa Jerman akan terus menunjukkan solidaritas dengan Israel serta melanjutkan pengiriman senjata untuk memastikan Israel berada dalam posisi yang dapat mempertahankan diri.

"Itulah mengapa kami telah memasok senjata dan persenjataan di masa lalu, itulah mengapa kami melakukan hal ini saat ini, dan kami akan terus melakukan pengiriman tersebut di masa depan. Israel selalu dapat mengandalkan kami untuk hal ini," ujar Scholz kepada para anggota parlemen.

Pernyataannya muncul setelah media lokal melaporkan bahwa Jerman akan terus melanjutkan ekspor senjata ke Israel pekan lalu, setelah menerima jaminan dari pemerintah Israel bahwa senjata Jerman tidak akan digunakan dalam "genosida."

Partai Hijau, yang merupakan bagian dari koalisi pemerintahan Scholz, dikabarkan telah memblokir ekspor senjata perang ke Israel dalam beberapa bulan terakhir, khawatir bahwa pengiriman tersebut dapat melanggar hukum internasional.

Jerman telah lama menjadi sekutu kuat Israel, dan pejabat pemerintah berulang kali menyatakan bahwa negara tersebut memiliki tanggung jawab khusus atas keamanan Israel karena masa lalu Nazi Jerman.

Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera, Israel terus melakukan serangan brutal di Gaza setelah serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada bulan Oktober lalu.

Lebih dari 42.400 orang telah tewas sejak saat itu, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, serta lebih dari 99.000 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Serangan Israel tersebut telah membuat hampir seluruh penduduk Jalur Gaza mengungsi di tengah blokade yang sedang berlangsung yang menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang parah.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Jerman janjikan dukungan militer berkelanjutan untuk Israel
Baca juga: Media: Israel teken dokumen tak gunakan senjata Jerman untuk genosida


Penerjemah: Primayanti
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024