Kepala Pelaksana BPBA Teuku Nara Setia mengatakan banjir di Subulussalam melanda 25 desa atau gampong yang tersebar di empat kecamatan dengan korban terdampak sebanyak 13.569 jiwa dari 2.806 kepala keluarga (KK). Namun, tidak ada pengungsi dan korban jiwa.
“Saat ini air masih menggenangi permukiman warga dan merendam jalan desa, baik di Kecamatan Sultan Daulat, Rundeng, maupun Longkib. Air juga masih merendam jalan nasional Subulussalam-Tapaktuan,” katanya dalam keterangan di Banda Aceh, Rabu malam.
Ia menjelaskan banjir merendam sejumlah wilayah di Subulussalam sejak Kamis (10/10), meliputi Kecamatan Sultan Daulat, Rundeng, Longkib, dan Simpang Kiri. Banjir dipicu curah hujan tinggi dengan durasi lama yang melanda wilayah itu.
“Sungai Lae Souraya meluap dan menyebabkan banjir dengan ketinggian air 30 centimeter hingga 1,5 meter,” ujarnya.
Musibah ini merendam ratusan unit rumah penduduk serta jalan antardesa dan jalan nasional Subulussalam-Tapaktuan, Aceh Selatan, tepatnya di Kecamatan Sultan Daulat sehingga mobilisasi sempat terganggu.
“Kondisi terakhir di Kecamatan Sultan Daulat kendaraan sudah dapat lewat dan di Kecamatan Simpang Kiri banjir sudah surut,” ujarnya.
BPBD Subulussalam menyiagakan personel tim reaksi cepat di lokasi banjir, serta menyalurkan bantuan dan mendirikan dapur umum bagi warga terdampak. Petugas BPBD juga mendistribusikan air bersih.
Sementara di Aceh Singkil, BPBA menyebut banjir mulai terjadi sejak Minggu (13/10), melanda 27 desa yang tersebar di Kecamatan Suro, Singkil, Simpang Kanan, Gunung Meriah, dan Kuta Baharu.
Banjir di daerah yang bertetangga dengan Subulussalam ini juga dipicu curah hujan tinggi yang melanda wilayah itu. Akibatnya, air merendam ratusan rumah penduduk, jalan penghubung antardesa, fasilitas umum, sekolah, masjid, balai pertemuan, pustu hingga jalan nasional yang menghubungkan Singkil-Subulussalam. Jalan terputus di dua titik.
“Korban terdampak sebanyak 22.557 jiwa dari 6.149 KK, sementara untuk pengungsi dalam pendataan dan tidak ada korban jiwa,” ujarnya.
Untuk penanggulangan, lanjut dia, BPBD Aceh Singkil menurunkan tim reaksi cepat ke lokasi banjir dan terus memantau kondisi di lapangan. Pemkab Aceh Singkil melalui BPBD juga telah melakukan perbaikan darurat jalan yang putus di dua titik di Gunung Meriah.
“Saat ini masih ada banjir dengan ketinggian air 50 centimeter hingga 1,2 meter di Kecamatan Singkil dan Kecamatan Kuta Baharu. Sementara di Kecamatan Suro, Simpang Kanan dan Gunung Meriah air sudah surut,” ujarnya.
Baca juga: Pemkab Nagan Raya salurkan bantuan masa panik untuk korban banjir
Baca juga: Kemensos beri santunan ahli waris korban banjir Aceh Tenggara
Pewarta: Khalis Surry
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024