Rio de Janeiro (ANTARA News) - Baru sepekan Piala Dunia berlangsung, rata-rata jumlah gol tercipta per pertandingan (di luar tiga pertandingan Sabtu malam hingga Minggu pagi WIB ini) sudah 2,9 sehingga turnamen kali ini akan menjadi Piala Dunia paling banyak tercipta gol sejak Piala Dunia 1958 di Swiss (rata-rata 3,6 gol).
AFP Sports mengidentifikasi enam faktor yang membuat itu terjadi:
1. Warisan 'tiki-taka'
Nasib Spanyol boleh saja sudah diputuskan oleh Chile Kamis dini hari lalu, namun kekuasaan enam tahun sang juara bertahan sebagai tim nasional unggulan dunia berdampak mendalam kepada cara tim-tim bermain. Gaya umpan 'tiki-taka' yang dirintis Spanyol dan Barcelona telah ditiru di seluruh dunia, dengan sepak bola menyerang dan umpan agresif kini menyebar ke mana pun. Gaya yang dikembangkan oleh para pemain seperti Xavi dan Andres Iniesta itu mensyaratkan para pemain menjadi terbiasa mengambil risiko demi penguasaan bola, yang membuat umpan lebih banyak terjadi dan sebaliknya gol menjadi lebih banyak tercipta.
2. Cuaca panas
Dibandingkan dengan cuaca dingin Afrika Selatan di mana Piala Dunai 2010 diadakan, pertandingan-pertandingan di Brasil yang beriklim tropis dan sub-tropis membuat laga berlangsung dalam suasana hangat. Panas dan lembab membuat pemain lebih cepat lelah dan ketika pemain lelah maka mereka menjadi lebih banyak melakukan kesalahan. "Pasti (kondisi-kondisi ini) turut mempengaruhi," kata pelatih Australia Ange Postecoglou seperti dikutip Daily Telegraph. "Ini yang mendorong terbukanya permainan karena pertandingan-pertandingan menyebar pada iklim lebih hangat. Itulah mengapa Anda melihat bayak pertandingan berlangsung terbuka."
3. Gol-gol dini
Hanya perlu 11 menit bagi bek Brasil Marcelo untuk menciptakan gol bunuh diri pada pertandingan pembuka, tuan rumah menang 3-1 dari Kroasia, dan gol dini menjadi tema yang berulang. Ada 25 gol pada babak pertama dalam 20 pertandingan pertama di turnamen ini, dan tidak ada pertandingan terbuka yang tidak tercipta akibat gol lebih awal. Sudah ada tujuh tim yang menang setelah ketinggalan lebih dulu. Hanya empat tim yang sukses dengan pola ini pada turnamen 2010.
4. Taktik yang inovatif
Kalau formasi 4-2-3-1 menjadi sistem permainan yang dominan pada Piala Dunia empat tahun lalu, maka tim-tim yang memetik sukses di Brasil adalah mereka yang memasang konfigurasi taktik yang lebih ideosinkretik (unik). Sistem yang dipraktikan Belanda 5-3-2 membuat mereka menghancurkan Spanyol 5-1, selain memberi tim asuhan Louis van Gaal itu keragaman di lapangan tengah yang membuat para penyerang seperti Arjen Robben dan Robin van Persie tetap menggigit. "Fakta bahwa pertahanan kami bermain sangat dalam telah menciptakan banyak ruang untuk Robin dan saya," jelas Robben. "Kami turun semua untuk serangan balik."
Setelah tak bisa menghindari untuk bergeser ke sistem striker tunggal yang dipraktikkan beberapa tahun terakhir, semakin banyak saja tim yang bermain dengan dua pemain depan, dan semakin banyak pemain depan maka semakan banyak pula gol tercipta.
5. Kiper di bawah standard
Para pendukung di Brasil telah menjadi saksi terciptanya gol-gol indah --sundulan memutar Robin van Persie saat melawan Spanyol, tendangan voli spektakuler Tim Cahill ke gawang Belanda; aksi solo menawan Lionel Messi saat melawan Bosnia-Herzegovina-- namun standar penjagaan gawang menjadi kurang mengesankan. Kiper Spanyol Iker Casillas membuat kekeliruan fatal saat melawan Belanda, sedangkan kiper Rusia Igor Akinfeev dan kiper Australi Mathew Ryan melakukan blunder besar. Sejumlah tim besar menghadapi masalah di gawang --Julio Cesar dari Brasil dan Sergio Romero dari Argentina keduanya sedikit berlatih, sedangkan kiper Italia Gianluigi Buffon absen pada laga perdana karena absen.
6. Efek bola salju
Gol-gol dini pada turnamen ini mendorong tim-tim untuk berani mengambil risiko yang menciptakan iklim bermain di mana yang tampil menyerang dipuji, sedangkan yang bertahan dicemooh. "Saya terkejut betapa terbukanya pemainan," aku striker Inggris Daniel Sturridge. "Ini permainan yang sangat terbuka, sejujurnya, ini adalah Piala Dunia yang hebat untuk disaksikan, dengan begitu banyak gol dan peluang. Saya menikmatinya, menikmati kesempatan ini --baik saat menyaksikan pertandingan maupun saat bermain."
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014