Kami ingin menyambut pelancong dengan benar dan memberi perhatian khusus untuk tetangga kami sesama penduduk Amerika Selatan yang telah berkendara jarak jauh bersama keluarga dan kerabat untuk menikmati Piala Dunia di kota kami."

Rio de Janeiro (ANTARA News) - Pemerintah Rio de Janeiro, Brasil, pada Jumat waktu setempat berjanji akan menyediakan fasilitas layak bagi para pendukung Piala Dunia 2014 yang melancong dan bermalam di sepanjang Pantai Copacabana.

Wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir dipadati, sebagian oleh para penggemar Argentina dan Chile, yang melakukan perjalanan darat sepanjang ribuan kilometer demi menyaksikan ajang akbar itu.

Walikota Rio, Eduardo Paes, membuka gerbang menuju distrik Terreirao yang biasanya digunakan selama karnaval kota demi membuat bumi perkemahan gringos, sebutan warga Brasil untuk orang luar.

Banyak pendukung menyambangi Rio menggunakan mobil van dan menghabiskan malam di dalamnya, namun beberapa tidur di alam terbuka dan memasak makanan di pantai.

Menurut pekerja balai kota Rio, sebagian bahkan membuang hajat di jalanan.

"Kami ingin menyambut pelancong dengan benar dan memberi perhatian khusus untuk tetangga kami sesama penduduk Amerika Selatan yang telah berkendara jarak jauh bersama keluarga dan kerabat untuk menikmati Piala Dunia di kota kami," kata Paes.

Pembangunan fasilitas bermalam akan memberi para pelancong akses menggunakan toilet sementara pekerja kebersihan kota dan personel polisi akan ditempatkan di sana.

Namun tidak semua pelancong, yang sebagian berkendara lebih dari 4.000 kilometer ke Rio, senang dengan ide meninggalkan pantai.

"Rio tidak siap untuk ajang besar semacam ini ... tidak ada toilet kimia, tidak ada lapangan untuk memarkir mobil van kami. Sekarang kami dipindahkan dan mereka bilang kalau kami tidak patuh mereka akan merampas van kami," kata salah seorang penggemar Argentina, Daniel Muller, kepada AFP.

"Kami ingin tinggal di sini. Ada area 'fan fest' dan pertukaran budaya dengan para fan dari negara lain. Apabila ini soal memindahkan kami 30 kilometer dari sini, maka saya lebih memilih tinggal di negara kami sendiri," keluh Jonatan Tabia dari Chile, demikian AFP. (*)

Penerjemah: Gilang Galiartha
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014