Suzuka (ANTARA News) - Pimpinan Ferrari bertekad akan berjuang di Brazil akhie bulan ini kendat mengalami kekalahan menyakitkan di Jepang yang menggagalkan ambisi Schumacher untuk merebut gelar dunia pembalap Formula Satu. Ketua Luca di Montezemolo dan ketua tim Jean Todt mengatakan, mereka amat kecewa bahwa peluang Schumacher yang akan segera mengundurkan diri itu untuk merebut gelar keselapan digagalkan jkarena kerusakan mesin di Suzuka Minggu. Tapi mereka mengatakan mereka akan mendorong rival yang juga juara bertahan itu, pembalap Spanyol Alonso pada lomba terakhir musim ini di Brazil. "Ferrari tahu bagaimana menerima kekalahan, sama seperti mereka tahu bagaimana merayakan kemenangan, dan suasana seperti hari ini, bahkan lebih membangkitkan tekad untuk masa depan," kata Montezezemolo. "Kejuaraan dunia kami hanya akan berakhir saat terakhir di Brazil." Schumacher memimpin ketika tinggal menyisakan 16 lap, saat asap mengepul dari mesinnya sehingga terpaksa mundur dari lomba ketika dia mendominasi. Alonso, yang berada di posisi dua, ganti memimpin dan segera mengepalkan tinjunya ketika meraih kemenangan pertama dalam delapan lomba, ketujuh tahun ini dan ke-15 dalam karirnya. Ini kegagalan mesin pertama bagi Ferrari dalam lebih enam tahun. Alonso kini memimpin 10 poin dalam klasemen pembalap dasn hanya perlu satu poin dari finish dalam delapan besar untuk memastikan gelarnya sebelum meninggalkan Renault dan pindah ke McLaren. Dalam kejuaraan konstruktor, Renault memimpin atas Renault dengan sembilan poin, yang akan bisa berubah jika Schumacher dan rekan satu timnya Felipe Massa finis di posisi pertama dan kedua di Brazil dan Renault gagal merebut posisi ketiga d an keempat. Di Montezemolo mengatakan dia amat menyayangkan Schumacher yang berusia 37 tahun dan menganggap kegagalan mesin itu sebagai "pukulan mematikan". "Saya secara khusus menyampaikan maaf kepada dia, saaat dia sekali memperlihatkan dia berlomba dengan sempurna dan memperlihatkan dia yang terbaik - juga sebagai manusia luarbiasa. Saya juga menyatakan penyeselan bagi tim, yang tidak melakukan kesalahan," katanya di Italia. "Pada awal musim ini saya mengatakan bahwa saya ingin Ferrari berjuang untuk merebut gelar juara. Hal yang luarbiasa kenjadi terjadi bulan-bulan ini...baiklah, nassib kurang beruntung, kita mendapat pukulan telak dan hukman berat." Di Suzuka, Todt mengatakan, Schumacher dan Massa mungkin bisa menang di Brazil dan merebut gelar, kendati dia mengakui itu akan amat ketat. "Secara matematis itu masih mungkin, tapi dari segi logika kami tahu itu amat sulit," kata Todt kepada wartawan usai lomba. "Yang bagus adalah mampu meraih kemenangan ketika hal itu hanya tergantung pada kita. "Kini tidak hanya tergantung kita, tapi masalah dengan yang lainnya, jadi banyak parameter yang akan berada diluar kekuasaan kita. Tapi mengatakan itu, kami akan pergi ke lomba terakhir dengan harapan kekecewaan hari ini akan bisa dilupakan dan termotivasi untuk meraih hasil bik dan setelah itu kami akan lihat." Minggu itu merupakan hari emosional tidak hanya bagi Schumacher, tapi juga untuk pembalap Italia Giancarlo Fisichella, yang finis di urutan ketiga bagi Renault, dan naik p;odium serta mempersembahkan hasilnya untuk kawan baiknya yang mati mendadak Kamis karena serangan jantung. Schumacher mengaitkan kekalahannya dengan martabatnya dan menyatakan ambisinya untuk merebut gelar kedelapan sudah berakhir. "Inilah balap, itulah yang terjadi dan itu tidak berarti dunia kiamat," katanya dikutip AFP. "Kami akan pergi ke Brazil dan melakukan yang terbaik dan siapa tahu? Tapi kita semua tahu bagaimana hebatnya Fernando, jadi dalam posisi ini saya memikirkan, untuk gelar pembalap, itu sudah berlalu."(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006