Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) berkomitmen memperkuat efektivitas kebijakan moneter guna menjaga inflasi tahun 2024 dan 2025 terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus satu persen, dengan tetap mendukung upaya penguatan pertumbuhan ekonomi.

“Inflasi volatile food diprakirakan terkendali didukung oleh sinergi pengendalian inflasi Bank Indonesia dan pemerintah pusat dan daerah,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Oktober 2024 di Jakarta, Rabu.

Inflasi inti diprakirakan terjaga seiring ekspektasi inflasi yang terjangkau dalam sasaran, kapasitas perekonomian yang masih besar dan dapat merespons permintaan domestik, imported inflation yang terkendali sejalan dengan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah BI, serta dampak positif berkembangnya digitalisasi.

Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2024 menurun dan terjaga dalam kisaran sasaran 2,5 plus minus satu persen. Inflasi IHK tercatat rendah di seluruh komponen sehingga mencapai 1,84 persen year on year (yoy) pada September 2024.

Inflasi inti tercatat sebesar 2,09 persen (yoy), sementara inflasi volatile food terus menurun menjadi 1,43 persen (yoy).

Penurunan inflasi volatile food didukung oleh peningkatan pasokan pangan seiring berlanjutnya musim panen, eratnya sinergi pengendalian inflasi Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), dan pengaruh base effect harga pangan. Ke depan, BI meyakini inflasi IHK tetap terkendali dalam sasarannya.

Baca juga: BI: Inflasi tetap terjaga dalam sasaran
Baca juga: Airlangga nilai inflasi RI masih terkendali sesuai rentang target
Baca juga: BI tahan suku bunga acuan BI-Rate tetap 6 persen

 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024