Menjelang berakhirnya masa jabatan Jokowi pada 20 Oktober 2024, penerusnya, yakni Presiden terpilih Prabowo Subianto perlu mengatasi meningkatnya ketegangan di kawasan Indo-Pasifik serta tantangan keamanan non-tradisional, seperti perubahan iklim, krisis energi, dan isu kesehatan global.

Umar menjelaskan bahwa untuk menjaga ketertiban dan persatuan di antara negara-negara anggota ASEAN di tengah meningkatnya persaingan AS-China, Indonesia perlu menegaskan kepemimpinan yang lebih kuat dalam ASEAN dan menyelesaikan masalah intra-regional, khususnya pemulihan demokrasi di Myanmar.

Misalnya, Indonesia dapat memanfaatkan kredibilitas dan sumber daya regionalnya untuk membujuk kekuatan-kekuatan yang berseberangan di Myanmar untuk mengadakan perundingan damai, khususnya junta.

Forum-forum ASEAN juga dapat digunakan sebagai tempat bagi mitra dialog ASEAN, termasuk AS dan China, untuk berbicara dan meredakan ketegangan diplomatik di Myanmar.

Di luar Asia Tenggara, Indonesia perlu memperdalam keterlibatan dengan negara-negara kecil dan menengah lainnya dengan membangun landasan bersama di lembaga-lembaga internasional, khususnya PBB.

Salah satu contohnya adalah kampanye aktif Indonesia untuk mengantisipasi dan mempersiapkan diri menghadapi krisis kesehatan global di masa mendatang, dengan peluncuran Dana Pandemi yang saat ini diselenggarakan oleh Bank Dunia.

Indonesia dapat merangkul inisiatif serupa di masa mendatang dan berkolaborasi dengan negara-negara menengah lainnya, seperti Uni Emirat Arab, India, Jepang, dan Kanada.

Inisiatif semacam itu dapat menjadi semakin penting untuk meredakan ketegangan negara-negara besar dan mengatasi masalah keamanan yang menyangkut negara-negara kecil dan menengah.


Artikel ini merupakan bagian dari Antara Interaktif vol. 86 Orkestrasi Jokowi. Selengkapnya bisa dibaca Di Sini

 



Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2024