Jakarta (ANTARA News) - Setelah memenangi laga pertama mereka, Prancis dan Swiss kini berlomba menjadi yang tercepat ke babak knockout di grupnya. Siapa pun pemenang pertandingan Sabtu dini hari nanti di Salvador hampir memastikan satu dari dua tiket Grup E Piala Dunia 2014 ke Babak 16 Besar.

Swiss yang diasuh Ottmar Hitzfeld tampil mengesankan saat menumbangkan Ekuador di Brasilia dengan skor 2-1, namun perlu menunggu lama untuk bisa memenangi laga sampai pemain pengganti Haris Saferovic menciptakan gol penentu kemenangan.

Sebaliknya, Prancis yang dilatih Didier Deschamps tampil meyakinkan melawan Honduras dengan menang 3-0 sehingga lebih percaya diri saat memasuki Arena Fonte Nova di Salvador nanti. Prancis juga boleh berbangga dengan statistik 15 kali menang dalam 35 pertemuannya dengan Swiss.

Namun, Prancis kalah tinggi dalam peringkat FIFA. Swiss berperingkat 6, sedangkan Prancis 17. Beruntung, peringkat bukan segalanya. Buktinya, juara bertahan Spanyol disingkirkan oleh tim berperingkat lebih rendah.

Swiss sendiri tak merasa peringkat lebih tinggi dari Prancis membuatnya merasa di atas Juara Dunia 1998 itu. "Kami favorit? Sama sekali tidak," kata asisten pelatih Swiss Michel Pont.

"Jujur saja, tim Prancis yang sekarang mengesankan saya, mereka telah menemukan harmoninya. Sulit sekali menemukan titik lemah mereka," sambung Pont.

Dengan mengakui Prancis favorit, Swiss tampaknya ingin menaruh beban harus menang lebih berata kepada lawannya. Tak apa, Prancis yang memang dituntut berprestasi setelah insiden memalukan pada Piala Dunia 2010 lalu, siap dengan tantangan Swiss itu.

Yang menggembirakan kedua tim adalah para pemain mereka tak sedang dirundung cedera. Dengan begitu, mereka bisa mengoptimalkan talenta-talenta muda dari kedua tim yang memang bertaburan.

Kebanyakan pemain Prancis telah mendunia, tidak hanya Karim Benzema, tetapi juga bintang Juventus Paul Pogba, pemain Real Madrid Raphael Varane, Mamadou Sakho yang memperkuat Liverpool, dan banyak lagi. Sebaliknya, selain juga pemain sayap Bayern Munchen Xherdan Shaqiri, Swiss diperkuat para talenta muda yang menjadi juara dunia U-17 pada 2009.

PRANCIS

Karim Benzema sukses mengisi kekosongan serangan akibat absennya Franck Ribery saat Prancis melawan Honduras, tetapi Swiss yang akan dilawannya nanti berbeda sekali dari Honduras yang dilatih pelatih brilian Ottmar Hitzfeld.

Les Blues akan dipaksa mesti mencari kemungkinan lain dari mana gol diciptakan. Mungkin itu sudah ditemukan pada pemain sayap Antoine Griezmann.

Ada juga pemikiran bahwa Deschamps akan memasang tiga pemain depan dengan memasukkan striker Arsenal Olivier Giroud. Jika ini dilakukan, maka Benzema akan bergeser ke kiri demi memberi Giroud ruang. Masalahnya, perubahan ini akan mengorbankan Griezmann yang sejauh ini sukses mengisisi kekosongan sayap kiri sepeninggal Ribery.

Di luar itu, akan tampilnya Yohan Cabaye yang sempat dikhawatirkan cedera, membuat Deschamps memiliki full-team yang kuat, ditambah spirit tim yang jauh lebih kuat dibandingkan dengan empat tahun silam saat pemberontakan tim membuat Prancis tersingkir dari Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.

"Kami sudah tidak punya masalah dengan ego. Saya percaya pada skuat ini, dan itu adalah kekuatan yang hebat," kata bek kiri Patrice Evra.

Meski siap menghadapi Swiss, Prancis mengakui calon timnya itu memiliki kekuatan yang sama sekali lain. "Barisan serang mereka berbeda sekali, dengan jauh lebih banyak kualitas individual, khususnya para pemain sayap yang sangat aktif," kata Deschamps.

Tapi Deschamps sudah siap menempatkan para gelendangnya untuk memperebutkan supremasi lapangan tengah yang tak hanya bertugas merusak skema serangan Swiss, namun juga menekan para bek Swiss untuk tidak ikut naik membantu serangan. Dan yang ditugaskan untuk ini adalah Mathieu Valbuena dan Griezmann, sedangkan Evra dan Mathieu Debuchy menjadi penembus ketika Griezmann dan Valbuena mengalami kesulitan.

Masalahnya duo ini juga harus bertarung dengan dua full-back Swiss Ricardo Rodriguez dan Stephan Lichtsteiner yang punya kebiasaan sama dengan mereka, membantu serangan, terutama Rodriguez yang mencuri perhatian saat melawan Honduras. Ini akan menjadi tugas tambahan Debuchy, Valbuena dan Paul Pogba.

SWISS

Swiss nyaris dikalahkan Honduras, andai dua pemain pengganti Admir Mehmedi dan Haris Seferovic tidak menciptakan dua gol yang membuat timnya menang 2-1 sehingga menjadi pertanyaan untuk Hitzfeld kini, apakah dia berani menurunkan dua pemain ini sebagai starting eleven.

Mehmedi menggantikan Valentin Stocker yang tak begitu efektif pada 45 menit pertama, sedangkan Seferofic menggantikan Josip Drmic. Tapi indikasi awal menunjukkan Hitzfeld bakal tetap menyimpan Mehmedi dan Seferofic sebagai pemain pengganti.

Jika pun ada yang mesti diganti maka itu adalah Johann Djourou yang tampil buruk kala melawan Ekuador. Mungkin dia akan diganti Fabian Schar yang menjadi pencetak gol terbanyak Swiss selama babak kualifikasi (tiga).

Namun, apa pun yang terjadi pada formasi tim nanti, Swiss sepertinya akan menyerang sejak menit pertama seperti ditegaskan Michel Pont.

"Mereka sangat terorganisir, kompak dan pekerja keras. Kami harus menciptakan titik-titik lemah dan memanfaatkan setiap peluang. Menempatkan 10 orang di belakang dan menanti apa yang akan terjadi kemudian adalah bukan jawaban, kami harus menantang mereka," kata Pont.

Untuk menunjang skeman ini, Swiss memerlukan kreator di lapangan tengah yang bisa beradu keterampilan dengan para gelandang Prancis.

Hitzfeld sudah mendapatkan jawabannya pada diri Ricardo Rodriguez yang biasa bergerak bebas di sisi kiri, di samping gelandang Bayern Munchen Xherdan Shaqiri yang rajin menciptakan ruang bebas saat melawan Ekuador.

Lebih dari itu Shaqiri dibutuhkan demi memberi Swiss kreativitas untuk menciptakan ruang di antara wilayah operasi duo gelandang Prancis Yohan Cabaye dan Blaise Matuidi, selain membuat duo bek Prancis Raphael Varane dan Mamadou Sakho terkunci di daerahnya.

SWISS vs PRANCIS
Arena Fonte Nova, Salvador

Perkiraan susunan pemain:
Swiss (4-5-1)
: Diego Benaglio; Stephan Lichtsteiner,Johan Djourou, Steve von Bergen, Ricardo Rodriguez; Goekhan Inler, Xherdan Shaqiri, Valon Behrami, Valentin Stocker, Granit Xhaka; Josip Drmic.

Prancis (4-3-3)
: Hugo Lloris; Mathieu Debuchy, Raphael Varane, Mamadou Sakho, Patrice Evra; Yohan Cabaye, Blaise Matuidi, Paul Pogba; Mathieu Valbuena, Karim Benzema, Antoine Griezmann.
Wasit: Bjorn Kuipers (Belanda).

Fakta kedua tim:

Head-to-head
- Tiga pertandingan terakhir Swiss melawan Prancis semuanya berakhir dengan seri dan hanya menghasilkan dua gol
- Pada pertandingan pembuka mereka pekan lalu, kedua tim mendominasi penguasaan bola di atas 60 persen yang pertama terjadi sejak Piala Dunia 1966 (Prancis 70,8% dan Swiss 62,16%)
- Kedua tim sudah bertemu 36 kali, dengan statistik Prancis menang 15, Swiss menang 12. Sisanya mereka seri sembilan kali
- Satu-satunya pertemuan mereka dalam Piala Dunia terjadi pada Piala Dunia 2006 di Jerman ketika mereka berakhir seri 0-0 pada fase grup di Stuttgart
- Satu-satunya pertemuan terakhir yang tidak berakhir seri adalah saat Prancis menang 3-1 pada Piala Eropa 2004
- Kemenangan terakhir Prancis dari Swiss terjadi pada Euro 2004, sedangkan kemenangan terakhir Swiss dari Prancis terjadi pada laga persahabatan di Lausanne pada 1992 dengan skor 2-1. Pelatih Prancis sekarang Didier Deschamps masuk dalam starting line-up pertandingan ini

Swiss
- Swiss akan lolos ke 16 Besar jika menang dan Hondoras kalah dari Ekuador
- Swiss sedang memburu rekor menang untuk pertama kalinya pada dua pertandingan pertamanya dalam sebuah Piala Dunia
- Swiss pernah menang tiga kali berturut-turut dalam pertandingan internasionalnya
- Satu-satunya kekalahan yang diderita Swiss pada 19 pertandingan terakhirnya sejak Mei 2012 terjadi pada November tahun lalu dari Korea Selatan (rekornya adalah 13 menang, 5 seri, 1 kalah).
- Tranquillo Barnetta sudah memainkan tujuh pertandingan Piala Dunia dan satu lagi turun bermain dia akan menyamai rekor Charles Antenen
- Swiss belum pernah mengalahkan Prancis pada sebuah turnamen resmi (baik itu kualifikasi maupuan pada turnamen-turnamen besar) dengan mencatat tiga seri dan sekali kalah (fase grup Euro 2004)
- Ricardo Rodriguez menciptakan dua assist pada pertandingan pertamanya di Piala Dunia. Dia mencetak assist lebih banyak dibandingkan dengan bek mana pun pada Bundesliga 2013-14 (9 assist)
- Delapan dari sepuluh gol terakhir Swiss pada Piala Dunia tercipta pada babak kedua

Prancis
- Prancis akan lolos ke 16 Besar jika menang dan Ekuador kalah dari Honduras
- Prancis tidak terkalahkan pada enam pertandingan terakhirnya (5 menang, 1 seri) dan bisa mencatat tujuh kali bertanding tanpa kalah pertama kalinya sejak mencatat 23 laga tanpa kalah dalam periode 2010 dan 2012
- Satu-satunya kemenangan Prancis pada dua pertandingan pertama fase grup terjadi pada 1998 ketika mereka menjadi juara dunia
- Karim Benzema bisa menjadi pemain pertama dalam kurun 40 tahun --yang kelima secara keseluruhan-- yang mencetak paling tidak dua gol dalam setiap dua pertandingan Piala Dunia pertamanya. Grzegorz Lato dari Polandia adalah pemain terakhir yang mencatat prestasi itu pada 1974
- Prancis tidak terkalahkan pada lima laga terakhirnya melawan Swiss (2 menang, 3 kalah). Kemenangan terakhir The Nati atas tetangganya itu terjadi pada 27 Mei 1992 dalam sebuah laga persahabatan di Lausanne (2-1)
- Prancis mencetak 99 gol pada total Piala Dunia yang diikutinya. Hanya empat negara (Brasil, Jerman, Italia dan Argentina) yang mencetak gol lebih dari itu
- Usai mencetak dua gol ke gawang Honduras, Karim Benzema menjadi pemain Prancis pertama yang mencetak dua gol dalam satu Piala Dunia sejak Zinedine Zidane melakukannya pada final Piala Dunia 1998. Benzema juga mencetak delapan gol dalam tujuh cap terakhirnya
- Tiga dari enam gol terakhir pada Piala Dunia tercipta dari tendangan penalti

Prediksi hasil pertandingan:
Goal.com: (2-1 Prancis, 2-0 Prancis, dan 3-1 Prancis)
English Premier League: 3-1 Prancis
The Telegraph: 2-1 Prancis
SkySports: 3-0 Prancis
Umum: 3-1 Prancis


Sumber: SkySports, MLS Soccer, BBC, Telegraph, English Premier League, dan Goal.com

Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014