Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Senin pagi, melemah 10 poin menjadi Rp9.215/9.219 per dolar AS dibanding posisi penutupan hari sebelumnya pada Rp9.205/9.207,5 per dolar AS. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, Senin, mengatakan turunnya rupiah pada sesi pagi ini dinilai wajar, setelah pada pekan lalu cenderung menguat, menyusul menguatnya dolar AS di pasar regional. Menguatnya dolar AS terutama disebabkan ada spekulasi bahwa bank sentral AS (The Fed) akan menurunkan tingkat suku bunganya, katanya. Selain itu, lanjut Kostaman, penguatan mata uang asing juga didukung oleh situasi yang memanas di kawasan Asia, terutama dengan rencana Korea Utara mengenai ujicoba rudal. Kemudian membaiknya data tenaga kerja AS, yang mengindikasikan kembali menguatnya perekonomian AS yang diperkirakan berhasil menyerap 810.000 pekerja baru, ujarnya. Menurut dia, pasar saat ini sangat mendukung dolar AS, meski demikian kenaikan mata uang asing itu agak tertahan oleh faktor fundamental Indonesia yang cukup bagus. Apalagi dengan membaiknya harga minyak ringan AS (CLCI) yang naik 30 sen menjadi 60,06 dolar AS per barel, setelah Negara-negara Produsen Minyak Mentah (OPEC) merencanakan menurunkan tingkat produksinya sebanyak 1 juta barel, katanya. OPEC berusaha menekan harga minyak mentah untuk segera turun, setelah sempat menguat hingga mencapai 75 dolar AS, namun fundamental pasar masih tetap kuat dengan tingginya cadangan minyak AS. Dia mengatakan faktor eksternal sangat menekan rupiah, sehingga koreksi harga yang terjadi sulit diatasi, namun penurunannya tidak begitu besar. Meski demikian pergerakan rupiah masih tetap berkisar di antara Rp9.200 sampai Rp9.250 per dolar AS, katanya. Dolar AS saat ini mencapai 118,97 yen, euro jadi 149,76 yen dan euro terhadap dolar AS jadi 1,2586. "Kami memperkirakan rupiah pada penutupan sore nanti masih terkoreksi, karena tekanan eksternal masih kuat untuk menekan rupiah melemah," katanya. Padahal, lanjutnya pasar saham regional cenderung stabil, seperti indeks Kospi, Korea Selatan naik 0,69 persen setelah hari sebelumnya merosot tajam, akibat kekhawatiran atas rencana Korea Utara melakukan uji coba nuklir. Sementara itu indeks SP/ASX 200 melemah 0,06 persen. (*)
Copyright © ANTARA 2006