Sisa pasokan uranium itu kemungkinan akan digunakan untuk mengembangkan persenjataan thermonuklir.

New Delhi (ANTARA News) - India menambah fasilitas pengayaan uranium yang diperkirakan dapat mendukung pengembangan senjata thermonuklir, demikian kelompok peneliti pertahanan, IHS Jane, menyatakan Jumat.

Penambahan unit baru itu akan semakin meningkatkan resiko perlombaan senjata di kawasan Asia, terutama dengan Pakistan dan Tiongkok.

Pemerintah di New Delhi sebelumnya berencana menggunakan India Rare Metals Plant untuk pembangunan kapal selam berhulu ledak nuklir. Namun IHS memperkirakan bahwa sejumlah unit baru yang dibangun di kawasan tersebut akan membuat India dapat memproduksi senjata uranium dengan tingkat lebih tinggi.

Fasilitas India Rare Metals Plant terletak di dekat Mysore sebelah selatan India dan diperkirakan akan beroperasi pada pertengahan 2015.

"Dengan memperhitungkan semua kebutuhan pengayaan uranium bagi kapal selam berhulu ledak nuklir, maka sangat mungkin akan terdapat pasokan yang berlebih," kata Matthew Clements, redaktur Intellegence Review terbitan IHS Jane.

"Sisa pasokan uranium itu kemungkinan akan digunakan untuk mengembangkan persenjataan thermonuklir," kata Clements.

India bukan merupakan negara yang menandatangani Traktat Non-Proliferasi. Negara itu pertama kali menguji coba senjata nuklir pada 1974 yang kemudian memicu sejumlah sanksi internasional--di antaranya larangan impor teknologi dan bahan-bahan nuklir.

Pada 1998, India kembali melakukan uji coba yang kemudian diikuti oleh tindakan serupa dari Pakistan.

Selanjutnya pada 2008, New Delhi dan Washington menyepakati kerja sama nukir sipil. Dalam kesepakatan itu, India berkomitmen untuk menyerahkan kontrak pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir kepada perusahaan asal Amerika Serikat.

Kesepakatan itu juga membebaskan sejumlah fasilitas militer dan nuklir di India dari pengawasan badan keamanan energi PBB, IAEA. Kawasan fasilitas pengayaan uranium di Mysore adalah salah satu yang terbebas itu.

Pengecualian itu kemudian mendapat perlawanan keras dari Tiongkok, Pakistan, dan sejumlah negara Eropa yang menyatakan bahwa kesepakatan nuklir Amerika Serikat-India akan mengancam upaya untuk mengontrol penyebaran senjata nuklir.

Berdasarkan pengamatan satelit, IHS memperkirakan unit heksaflorida baru akan membuat India mampu memproduksi uranium dengan tingkat kemurnian sampai 90 persen. Tingkat tersebut jauh melampaui kebutuhan armada kapal selamnya.

Fasilitas itu juga akan memproduksi surplus uranium sampai 160 kg per tahunnya.

Penemuan IHS Jane berkesesuaian dengan analisis lain dari Stockholm International Peace Research Institute yang pada pekan ini menyatakan bahwa fasilitas Myrose menunjukkan niat India untuk mengembangkan senjata thermonuklir.
(G005)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014